Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apartemen Mewah Dikuasai "Orang Dalam" Pengembang

Kompas.com - 14/04/2014, 10:43 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bukan rahasia, apartemen kelas menengah diborong investor dengan ekspektasi gain berlipat ganda. Sebaliknya, apartemen mewah dibeli investor dengan profil berbeda. Mereka adalah kalangan dalam (inner circle) pengembang. Keluarga, mitra bisnis, dan juga pengusaha kelas atas, termasuk dalam lingakaran dalam tersebut. 

Lingkaran dalam bisa menguasai sekitar 25 persen hingga 50 persen dari total unit yang ditawarkan. Separuh bagian lainnya, dialokasikan untuk publik. Tidak sembarang kalngan yang dapat membeli dan memiliki apartemen mewah ini, melainkan kalangan elite tertentu.

"Profil mereka sangat eksklusif. Mereka beli apartemen tanpa gembar gembor. Tujuannya pun berbeda dengan investor apartemen kelas menengah. Mereka membeli untuk anak, istri, keluarga, pokoknya untuk ditinggali, bukan untuk dijual kembali," ujar Associate Director Residential Cushamn and Wakefield Indonesia, Tikam Sujanani.

Selain itu, prestise juga ikut berperan dalam pembelian apartemen mewah ini. Contohnya, jika si A dari keluarga terpandang membeli apartemen yang tengah heboh diperbincangkan, maka si B merasa terprovokasi untuk kemudian melakukan hal yang sama. Mereka juga akan bertanya siapa calon tetangganya. 

Tak mengherankan, para pemasar apartemen mewah akan menelisik dan melakukan seleksi lebih jauh mengenai profil calon pembelinya. Oleh karena itu, pra penjualan biasanya dilangsungkan secara eksklusif dalam kemasan private launch.

Menurut Tikam, kalangan elite tersebut juga lebih memilih pembelian dengan cara kontan. Kalaupun diangsur, hanya dalam jangka waktu beberapa bulan. Misalnya tunai bertahap lima hingga sepuluh kali. Balik lagi, ini masalah gengsi. 

Masuk akal jika apartemen kelas mewah selalu mencatat kinerja mengagumkan. Dalam catatan Cushman and Wakefield Indonesia, sampai dengan bulan Maret 2014, tingkat penjualan pada saat pre sales dari apartemen mewah ini sebesar 67 persen. Jumlah ini melonjak 6,1 persen dari kuartal IV 2013.

Termasuk dalam riset tersebut adalah catatan pra penjualan Casa Domaine yang dikembangkan tiga konglomerasi besar Salim Group, Lyman Group, dan Kerry Group. Dari total 186 unit yang ditawarkan kepada publik, 51 persen di antaranya sudah terjual. Padahal harganya sekitar Rp 42 juta hingga Rp 44 juta per meter persegi. Harga ini akan terus tumbuh dan diprediksi mencapai Rp 52 juta hingga Rp 54 juta per meter persegi pada akhir 2015 mendatang. 

"Tren harga apartemen kelas atas akan terus meningkat bersamaan meroketnya harga tanah. Pada kuartal I 2014, harga rerata mengalami kenaikan sebesar 33 persen," ujar Managing Director Cushman and Wakefield Indonesia, David Cheadle dalm keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Minggu (13/4/2014).  


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com