Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shigeru Ban: Arsitek Muda Lebih Tertarik Proyek Kemanusiaan

Kompas.com - 14/04/2014, 13:39 WIB
Tabita Diela

Penulis

Sumber Dezeen
KOMPAS.com - Pemenang Pritzker Prize 2014, Shigeru Ban, mengatakan bahwa kerja komersial mulai kehilangan pesonanya di mata para arsitek muda. Mereka kini justeru beralih pada proyek-proyek kemanusiaan.

Shigeru Ban percaya, pikiran para arsitek muda tersebut kini mulai berubah sejak terjadinya berbagai bencana alam. Mereka terpacu menggunakan segenap kemampuannya untuk masalah-masalah kemanusiaan.

"Ketika saya masih mahasiswa, semua orang bekerja bagi pengembang besar untuk membuat bangunan besar. Sekarang, ada banyak mahasiswa dan arsitek yang lebih muda ingin bergabung dengan tim saya, untuk membuka program di area bencana," ujar Ban kepada Dezeen.

Perubahan di dunia arsitektur itu tentu diapresiasi oleh Shigeru Ban. Menurutnya, kultur arsitektur kini "bergerak pada dua arah". Dia menyatakan, bahwa angkatan baru arsitek yang lebih muda mulai memalingkan perhatiannya dari pekerjaan urban. Kendali kini diberikan oleh para arsitek kepada pengembang.

"Kini, kota-kota dibangun oleh pengembang, bukan arsitek atau perencana kota. Kota-kota dibangun oleh pengembang. Jadi, di satu sisi seperti ini, tapi banyak orang tertarik bekerja untuk masyarakat juga," ujarnya.

Shigeru Ban selama ini dikenal bukan hanya karena karya arsitekturnya yang istimewa, namun juga karena dia mau terjun ke daerah bencana. Hampir setiap tahun, Ban turun ke daerah yang terkena bencana.

Saat ini, menurut pengakuan sang arsitek, dia tengah bekerja di Filipina setelah bencana topan tahun lalu. Dia membangun rumah sementara, serta fasilitas-fasilitas komunal permanen.

Ban percaya, bukan hanya arsitek muda Jepang yang tergerak oleh bencana di tanah kelahirannya. Dia yakin, arsitek muda di seluruh dunia juga tertarik dengan pekerjaan kemanusiaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dezeen
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com