Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengungkapkan fenomena pembeli apartemen tersebut kepada Kompas.com, Senin (7/4/2014). Indikasi yang memperkuat kecenderungan tersebut adalah makin banyaknya apartemen dibeli dengan skema pembayaran kontan bertahap.
"Minat beli apartemen cukup tinggi. Investor sangat mendominasi pembelian apartemen, karena properti jenis ini sekarang cuma jadi barang komoditas. Apartemen disimpan untuk kemudian dijadikan instrumen investasi. Terlebih, jika lokasinya bagus dan pasar sekundernya hidup, maka apartemen tersebut dapat disewakan kembali dengan harga tinggi," jelas Ferry.
Pembeli investor ini, lanjut Ferry, mengharapkan keuntungan dari modal yang sudah mereka keluarkan. Keuntungan akan mereka dapatkan saat apartemen yang dibeli mengalami kemajuan pembangunan. Semakin cepat kemajuan, kian tinggi dan cepat pula keuntungan diperoleh.
"Para pengembang akan secara otomatis menyesuaikan (menaikkan) harga jual dengan kemajuan tahapan konstruksi. Kenaikan harga secara bertahap ini, jelas menjadi stimulan menarik buat investor. Apalagi jika gedung apartemen tersebut beroperasi, perubahan harga akan semakin melejit," tambah Ferry.
Tak heran, dari 141.492 unit pasokan apartemen pada kuartal I 2014, sebanyak 94 persen ludes terjual. Sementara itu, untuk apartemen yang masih dalam tahap konstruksi dan dijadwalkan kelar pada 2017 mendatang, tingkat serapan pasarnya sudah mencapai 70 persen dari total 62.197 unit.
"Kondisi inilah yang memacu pasar apartemen dikuasai investor. Minat beli tinggi, proyek banyak, pertumbuhan harga juga melejit," tambah Ferry.
Menurut Associate Director Residential Sales Colliers International Indonesia Aliviery Akbar indikasi lain dari penguasaan investor atas apartemen di Jakarta adalah aktifnya transaksi sewa.
"Kinerja pasar sewa apartemen-apartemen tersebut tak kalah aktif. Bahkan untuk apartemen strata yang disewakan di daerah selatan dan pusat dengan segmentasi para profesional dan ekspatriat, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan," ungkap Aliviery.
Siapa investor tersebut?
Aliviery menyebutkan, para investor tersebut adalah lingkaran dalam pengembang yang membangun apartemen terkait. Selain lingkaran dalam, mereka juga para pembeli berulang (repetition buyer). Mereka menyewakan kembali kepada ekspatriat atau profesional perusahaan lokal dan multinasional yang memiliki home ownership programs.
"Orang dalam pengembang tersebut sudah 'mengkavling-kavling' jatah apartemen sebagai instrumen investasi. Lantas mereka menjual atau menyewakannya kembali. Ini sangat vulgar terlihat di apartemen-apartemen yang penghuninya adalah penyewa, bukan pemilik," imbuhnya.
Apartemen sebagai instrumen investasi sebagian besar berada di kawasan selatan, pusat, dan barat daya Jakarta. Antara lain, apartemen yang berada di daerah Pakubuwono, Pondok Indah, Semanggi, Sudirman CBD, dan Puri Indah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.