Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Jenuh, China bak "Peluru Nyasar"....

Kompas.com - 04/04/2014, 16:42 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com - Seperti "peluru nyasar", ekspansi investor properti China memang menghantam ke mana-mana, termasuk Indonesia (Baca: Peran China Makin "Menggila" di Pasar Properti Indonesia). Bahkan, para pebisnis China juga ikut menanamkan modalnya di Amerika Serikat, seperti diberitakan Kompas.com di Dahsyat... Investor China Makin Mengepung AS!.

Pasar dalam negeri China benar-benar semakin jenuh. Tak bisa dimungkiri, itulah yang tengah terjadi saat ini. Terbukti, Pemerintah China sedang berusaha memperluas survei properti tahunannya untuk membantu kebijakan perumahan di lebih dari 300 kota. Ini dilakukan di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan di kota-kota lebih kecil (China Serius Lakukan Survei Properti Tahunan!).

Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) mengeluarkan pemberitahuan bahwa survei tersebut diperluas ke kota-kota di tingkat prefektur. Pemerintah diminta untuk melihat rumah, lahan penjualan, serta data harga perumahan.

Berdasarkan data Biro Statistik Nasional, China memiliki 333 kota tingkat prefektur dan empat kotamadya pada akhir 2012 lalu. Prefektur tingkat kota umumnya memiliki populasi non- pertanian.

Seperti diketahui, harga rumah dan penjualan properti di China telah melemah tahun ini dan pengembang di beberapa kota sudah mulai memotong harga. Penjualan rumah di negara itu turun 5 persen dalam dua bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, di kota-kota lebih sedikit menunjukkan kenaikan harga rumah, terutama pada Februari lalu.

Sebetulnya, segala upaya telah dilakukan Pemerintah China guna mendinginkan pasar properti. Beberapa upaya itu di antaranya pembatasan pembelian jumlah rumah, kenaikan suku bunga, dan pembatasan kredit pemilikan rumah (KPR).

Namun, upaya-upaya itu tak dapat mencegah risiko gelembung (bubble) properti. Akibatnya, nyaris separuh dari total 120 kota di China menghadapi risiko bubble properti. Kota-kota tersebut umumnya kota lapis kedua, ketiga, dan keempat (Nyaris, Separuh Kota di China Hadapi "Bubble" Properti!).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com