Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Jajaran Kota Dunia, Jakarta Sasaran Investasi Kalangan Superkaya

Kompas.com - 31/03/2014, 16:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta adalah destinasi investasi properti paling panas, dan seksi di Asia, bahkan dunia. Sejumlah nama konsultan properti, baik asing maupun domestik berebut memperkuat tahbis tersebut melalui berbagai hasil riset.

Terbaru dan mencengangkan adalah hasil riset keluaran Knight Frank, bertajuk Global Cities Prime International Residential Index. Konsultan ini menyebut Jakarta punya masa depan paling cerah. Ibu kota Indonesia ini menunjukkan pertumbuhan harga properti mewahnya nyaris sebesar 38 persen pada tahun 2013. Jauh di atas pencapaian kota-kota global lainnya seperti Dubai, Shanghai, New York, London, dan Miami.

Pertumbuhan harga inilah yang membuat produk baru properti mewah selalu disambut antusias, meskipun ceruk pasarnya sangat tipis.

Associate Director for Consultancy and Research, Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji, mengatakan, harga properti mewah di Jakarta memang masih rendah. Bahkan terhitung paling murah jika dibandingkan Hongkong, Singapura, Tokyo, London, atau Kuala Lumpur.

Untuk diketahui, harga rerata aktual properti mewah Jakarta masih berada pada level 4.099 dollar AS (Rp 46,8 juta) per meter persegi.

Sementara Singapura sudah melesat jauh di angka 31.250 dollar AS (Rp 357,1 juta) per meter persegi. Sedangkan Bangkok mencapai 9.234 dollar AS (Rp 105,5 juta) per meter persegi, dan Kuala Lumpur bertengger di angka 5.882 dollar AS (Rp 67,2 juta) per meter persegi.

"Namun, pertumbuhan harga properti Jakarta justru paling tinggi. Inilah yang mendasari pertimbangan kota Jakarta menjadi tujuan utama investasi properti, khususnya kelas mewah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga menunjukkan kurva positif," jelas Hasan.

Hal senada dikemukakan Presiden Direktur PT Putragaya Wahana, Alvin Gozali. Menurutnya produk properti semewah dan setinggi apa pun harganya, pasti terserap pasar. Pasalnya, permintaan menguat, sementara pasokan justru tidak banyak.

"Produk kami sangat disambut antusias. Terlebih lokasinya di kawasan nomor satu Jakarta. Selain itu, kami juga menggandeng mereka mewah Waldorf Astoria untuk hadir di area Thamrin Nine. Ini menambah nilai jual dan prestis dan memudahkan dalam meyakinkan kalangan atas membeli proyek kami," ujar Alvin sesaat setelah rilis Waldorf Astoria pertengahan Maret ini.

Lantas, berapa besar ceruk pasar kalangan atas?

Menurut Hasan, jumlah kalangan superkaya atau biasa disebut ultra high net worth individuals (UHNWIs) Indonesia pada 2013 mencapai 834 orang. Mereka memiliki aset investasi lebih dari 30 juta dollar AS. 

Jumlah tersebut terbagi lagi dalam tiga kategori, yakni orang superkaya dengan aset investasi lebih dari 30 juta dollar AS atau setara Rp 343,2 miliar, superkaya (centa) dengan aset investasi hingga 100 juta dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 1,1 triliun, dan superkaya (miliarder) dengan aset investasi lebih dari 100 juta dollar AS atau dikategorikan sebagai miliarder.

Investasi portofolio di sektor properti juga masih sangat kuat. Dari semua orang superkaya yang masuk daftar tahun 2013, sebanyak 30 persen di antaranya mengatakan akan memperluas investasi portofolio di sektor properti.

"Ini mengindikasikan bahwa sektor properti untuk tahun ini dan tahun-tahun mendatang masih akan bagus prospeknya, terutama properti mewah. Merekalah yang membeli properti-properti mewah yang selama ini meramaikan pasar," papar Hasan.

Apartemen-apartemen luks macam The Keraton, Capital Tower, Kempinski Residence, Dharmawangsa Residence, Senopati Penthouse, dan lain-lain yang harganya mencapai Rp 60 juta hingga Rp 100 juta per meter persegi, ludes terjual.

Bahkan, beberapa di antara apartemen-apartemen tersebut tidak seluruhnya ditawarkan ke pasar. Pengembang menahannya untuk kemudian dikelola sendiri dan disewakan kembali sebagai sumber pendapatan berkelanjutan (recurring income).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau