Bagi dua mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana itu, gadget sudah menjadi santapan sehari-hari. Tak hanya penggunaan telepon genggam, kebutuhan energi untuk mengisi baterai gadget tersebut juga sudah menjadi masalah sehari-hari. Inilah yang membuat keduanya terdorong membuat penemuan istimewa dan akhirnya memenangkan lomba "Go Green in the City" besutan Schneider Electric.
"Idenya berawal ketika teman kami kehabisan energi di handphone-nya dan di sana tidak ada sumber listrik," ujar Chyntia dalam video proposalnya di hadapan wartawan di Jakarta, Kamis (13/4/2014).
Menurut kedua mahasiswa itu, Lungguh bisa digunakan di mana pun, baik di dalam maupun di luar ruangan. Teknologinya juga bisa diadaptasi di mana pun, mulai dari sarana transportasi umum hingga fasilitas umum.
Saat ini Lungguh masih dalam proses pengembangan. Jadi, belum diketahui lamanya waktu diperlukan untuk mengisi baterai telepon genggam atau tablet. Namun, Brian mampu menjelaskan cara kerja kursi canggih ini.
"Cara kerjanya sederhana. Di sini ada termo elektrik dan bisa mengubah panas tubuh manusia menjadi listrik. Ini listriknya masih mili volt," ujar Brian.
Menurutnya, dia akan mengembangkan kursi tersebut hingga bisa digunakan dengan maksimal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.