Kayu cemara menyelimuti bagian eksterior, sementara dinding interior dibiarkan "telanjang" dan menampilkan rangka beton. Pemilihan dua bahan ini menarik. Pasalnya, Bernardo Bader Architects seharusnya membuat bangunan penuh warna karena akan digunakan oleh anak-anak. Namun, perusahaan tersebut cukup yakin dengan menggunakan bahan-bahan berwarna pucat.
Kedua, Bernardo Bader Architects memasukkan warna dengan cara menggunakan furnitur berwarna terang. Di lantai dasar, perusahaan arsitektur ini menggunakan bantal-bantal besar sebagai tempat duduk. Bantal tersebut berwarna biru, kuning, dan putih. Sementara itu, di ruang lain tampak terdapat matras berwarna putih dengan bantal berwarna merah muda. Bisa dibayangkan, anak-anak yang bersekolah di tempat ini pun menjadi bagian yang "mewarnai" sekolahnya. Mereka bisa berlarian di dalam sekolah sembari mengenakan stoking kuning, tutup merah muda, kaus ungu, jaket biru, dan sepatu bot hijau.