Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2014, 15:29 WIB
|
EditorLatief
JAKARTA, KOMPAS.com - Tren perlambatan pasar properti di hampir semua sektor yang terjadi sejak semester II 2013 akan terus berlanjut tahun ini. Hal tersebut dapat dilihat dari volume permintaan yang terus menurun, anjloknya penjualan, serta pertumbuhan kenaikan harga sewa dan jual yang tidak sepesat 2011 hingga awal 2013 lalu.

Di sektor perkantoran, misalnya. Pada kuartal IV tahun lalu, tingkat penyerapan ruang perkantoran melorot menjadi hanya 24.000 meter persegi. Sementara pada kuartal yang sama 2012, tingkat penyerapan masih berada pada level antara 100.000-120.000 meter persegi.

Sementara itu, secara kumulatif tingkat serapan ruang perkantoran yang sepanjang 2013 sebesar 298.000 m2, terjun bebas dari tahun sebelumnya yang mencapai 350.000-375.000 m2. Harga sewa juga mengalami perlambatan pertumbuhan. Jika pada 2012 masih berkisar antara 30-40 persen, tahun 2013 merosot menjadi hanya 28 persen.

Tahun ini, Jones Lang LaSalle memprediksi, pertumbuhan harga sewa kantor hanya 15 persen. Chairman and Country Director Jones Lang LaSalle Indonesia, Todd Lauchlan, menjelaskan, perlambatan pertumbuhan akan berlangsung selama enam bulan pertama. Hal ini terutama, terkait situasi ekonomi secara makro di mana suku bunga naik, dan masih perkasanya nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah.

"Terlebih menjelang Pemilu nanti, banyak pengembang yang melakukan aksi wait and see, menunda peluncuran proyek baru sehingga berdampak pada berkurangnya pasokan," urai Todd dalam paparan Tinjauan Pasar Properti Jakarta, Kamis (23/1/2014).

Pengembang, lanjut Todd, akan tetap menyelesaikan proyek-proyek yang sudah dikerjakan pada tahun lalu. Selain itu, mereka memilih opsi melakukan konsolidasi, baik lahan, konstruksi finansial maupun aset lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+