Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Di Semua Lini, Properti Indonesia Disesaki Investor Asing!

Kompas.com - 23/01/2014, 14:51 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Investasi asing di sektor properti Indonesia memang sudah berlangsung sejak lama, bahkan sejak kurun 1975. Namun, pertumbuhan investasi besar-besaran dalam satu dekade terakhir, baru terjadi pasca-krisis 2008.

Memang, meskipun tak memiliki angka pasti, National Director Head of Strategic Consulting Jones Lang LaSalle, Vivin Harsanto, mengungkapkan bahwa investasi asing di sektor properti Indonesia terus bertumbuh dari tahun ke tahun dalam lima tahun terakhir.

"Indonesia menjadi destinasi investasi properti paling menarik di Asia Tenggara, bahkan Asia Pasifik. Indikasinya, banyak negara mencari lahan untuk dikembangkan atau gedung-gedung yang diincar untuk diakuisisi," papar Vivin kepada Kompas.com, Kamis (23/1/2014).

Tahun ini pun, saat pertumbuhan pasar melambat di hampir semua sektor properti, investor asing tetap memasukkan Indonesia dalam radar utama mereka. Investor mancanegara yang aktif melirik dan merealisasikan investasinya tersebut berasal dari China, Jepang, dan Singapura.

Menurut Vivin, ada dua investor China yang akan membangun properti komersial perkantoran dan kondominium, masing-masing dengan bisnis utama properti alias developer. Mereka merupakan pengembang yang menempati urutan enam dan sepuluh besar di negaranya.

Demikian halnya dengan dua investor asal Jepang. Mereka merupakan pengembang utama di negaranya. Namun, berbeda dengan China yang memilih pusat kota Jakarta sebagai ladang investasi, pengembang Jepang justru membidik kawasan pinggiran Jakarta.

"Mereka akan membuka lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan industri, perumahan dan komersial. Baik investor China maupun Jepang, mereka sudah mendapat mitra lokal dan tinggal melakukan eksekusi," imbuh Vivin.

Sementara itu, investor Singapura, yakni GIC Investment, telah mengakuisisi satu gedung perkantoran dalam area pengembangan St Regis, Gatot Subroto, Jakarta. GIC merupakan salah satu perusahaan pengelola dana terkemuka di Singapura. Melalui afiliasinya mereka mengakuisisi gedung perkantoran 47 lantai St Regis.

"Selain GIC, ada banyak pengembang dan investor asal Singapura yang melirik Indonesia. Mereka memilih dua opsi membangun dari nol dalam arti bermitra dengan pengembang lokal (green field) dan akuisisi gedung jadi," cetus Vivin.

Biasanya, investor yang memilih opsi membangun, adalah pengembang. Sebaliknya, investor yang mengakuisisi adalah lembaga investasi.

Investasi dalam negeri

Sedangkan aktivitas investor dalam negeri masih dikuasai pengembang besar. Mereka adalah Sinarmas Land Group, Ciputra Group, Lippo Group, dan Agung Podomoro Group.

Hanya, lanjut Vivin, untuk saat ini mereka lebih berhati-hati. Tidak seperti dua atau tiga tahun lalu di mana ekspansi bisnis terjadi secara jor-joran. Selain itu, kecenderungan untuk lebih meningkatkan pendapatan berulang (recurring income) akan menjadi prioritas utama.

Perubahan orientasi bisnis tersebut terjadi pada pengembang yang sebelumnya puas hanya mengandalkan development income (pendapatan penjualan).

"Sinarmas Land Group merupakan satu di antara pengembang yang melakukan perubahan dan diversifikasi portofolio," ujar Vivin.

Sedangkan Lippo Group justru akan lebih aktif mengakuisisi gedung-gedung, khususnya pusat belanja. Hal itu dilakukan untuk menambah dan memperkuat recurring income mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Berapa Banyak Tempat Sampah yang Harus Ditempatkan di Rumah?

Berapa Banyak Tempat Sampah yang Harus Ditempatkan di Rumah?

Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau