KOMPAS.com — Menyambut musim panas tahun ini, studio
arsitektur asal Italia, Galantini, memperbarui struktur kayu
kapel di barat daya Italia. Di musim panas mendatang, kapel yang semula dibangun pada 1970-an tersebut bisa digunakan untuk mengadakan berbagai kegiatan, seperti resital musik atau penampilan teater.
www.dezeen.com Bagi orang Indonesia, bentuk struktur kayu yang membentuk kapel tersebut terasa mudah dikenali. Sederhana, terbuka, dan guyub. Kapel terbuka ini tampak seperti tenda atau sekedar tempat berteduh sementara di bawah terik matahari atau rintik hujan.
Bagi orang Indonesia, bentuk struktur kayu yang membentuk kapel tersebut terasa mudah dikenali. Sederhana, terbuka, dan guyub.
Kapel terbuka ini tampak seperti tenda atau sekadar tempat berteduh sementara di bawah terik matahari atau rintik hujan.
www.dezeen.com Bagi orang Indonesia, bentuk struktur kayu yang membentuk kapel tersebut terasa mudah dikenali. Sederhana, terbuka, dan guyub. Kapel terbuka ini tampak seperti tenda atau sekedar tempat berteduh sementara di bawah terik matahari atau rintik hujan.
Kapel tersebut bernama Cappella Sant Anna atau Kapel Santa Anna. Kapel ini dibangun pada 1973 di Torre del Lago. Sayangnya, pada 2010 kapel tersebut tak lagi digunakan lantaran sebagian strukturnya sudah dianggap tidak aman.
Studio Galantini kemudian maju untuk menangani kapel cantik tersebut pada musim panas 2013. Studio tersebut mengaku terkesima pada keunikan dan kemurnian strukturnya yang mampu menampilkan kesederhanaan kapel tersebut dan mampu menyatukannya pada alam sekitar.
www.dezeen.com Kapel tersebut bernama Cappella Sant Anna atau Kapel Santa Anna. Kapel ini dibangun pada 1973 di Torre del Lago. Sayangnya, pada 2010 kapel tersebut tak lagi digunakan lantaran sebagian strukturnya sudah dianggap tidak aman.
"Kami sangat terpukau dengan kemurnian strukturnya dan kesederhanaan formal dari kapel tersebut, kualitas yang benar-benar terintegrasi pada alam," ujar arsitek Marco Biondi, seperti dikutip
Dezeen. Namun,Studio Galantini tidak bekerja sendirian. Para arsitek di balik strudio tersebut mendapat bantuan dari para insinyur sipil Renato Terziani. Bersama-sama, mereka mengganti sebagian rangka bangunan untuk membangkitkan kembali kapel tertinggal tersebut. Mereka juga memperbaiki berbagai struktur besi pada kapel tersebut.
"Penggantian hamparan dengan elemen baru mampu secara permanen merusak harmoni dengan lanskap, yang tercipta seiring waktu," ujar Biondi.
Menurut siaran pers yang dipublikasikan Dezeen, proyek tersebut dimulai pada April 2013 dan rampung sejak Agustus lalu. Anggota Paroki San Giuseppe di Torre del Lago, Viareggio, Lucca, kini sudah bisa menggunakannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.