Berdasarkan pernyataan tenaga pemadam, sebenarnya jatuhnya korban bisa dihindari seandainya penghuni hunian vertikal mengetahui cara penyelamatan diri yang tepat dan tidak panik. Hal ini penting lantaran pembangunan hunian vertikal semakin lama menjadi solusi paling memungkinkan dilakukan untuk menjawab kebutuhan hunian di kota-kota besar dunia. Tanpa pengetahuan memadai, jumlah korban seandainya bencana ini terjadi lagi akan bertambah banyak.
Kebakaran tersebut menewaskan Daniel McClung. Tragisnya, McClung tidak berada di lantai terjadinya kebakaran. Dia meninggal justru karena mencoba melarikan diri dari lantai 32.
McClung meninggal di Rumah Sakit Roosevelt. Pasangannya, Michael Cohen, juga terluka parah dalam usaha penyelamatan diri. Dia menghirup terlalu banyak asap, tetapi kini berada pada kondisi stabil.
Rupanya, pasangan ini pun baru menghuni apartemen tersebut. Mereka dilaporkan baru membeli salah satu unit kondominium di gedung itu. Selain McClung dan Cohen, empat pemadam kebakaran terluka dalam musibah ini.
"Sayangnya, dalam kebakaran ini, tampaknya korban pada awalnya aman berada di dalam apartemen mereka, dan keluar dari apartemen, kemudian menjadi korban di tangga," ujar Assistant Fire Chief John Sudhik.
Menurut petugas, tiga elevator dalam apartemen ini tidak berfungsi karena memang dimatikan untuk alasan keamanan. Sementara itu, menurut pengakuan para penghuni, mereka dibiarkan mengira-ngira solusi terbaik menghadapi bencana kebakaran di gedung tempat tinggalnya.
Seperti dikutip dalam NY Daily Mail, mereka tidak mendapat instruksi apa pun dari pihak pengelola gedung mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka bersaksi, situasi saat kejadian sangat kacau. Seorang penghuni apartemen di lantai 12, Nina Regeuik, mengaku mendengar seseorang berteriak dan menyuruh orang-orang keluar dari apartemen mereka.
"Saya lari ke lantai pertama. Saya lihat api keluar dari apartemen," ujar Regeuik.
Sementara itu, asap terus membubung tinggi, dan sebagian besar penghuni apartemen meminta pertolongan lewat akun media sosial milik mereka.
"Api besar di gedung kami," begitu bunyi tweet Nadja Atwal.
"Suami, anak laki-laki, dan saya aman di balkon," tulisnya.
Suaminya, Michey Atwal, juga menjelaskan dalam akun Twitter-nya bahwa ada asap tebal di lorong apartemen mereka. Dalam kondisi itu, elevator tidak berfungsi.
Juru bicara Pemadam Kebakaran New York, James Long, mengatakan bahwa bangunan vertikal tersebut merupakan bangunan tahan api.
Menurut Long, pihak pemadam New York sudah mengingatkan penghuni yang menelepon 911 untuk tetap berada dalam apartemen mereka dan menunggu para pemadam. Sayangnya, pihak manajemen gedung tidak bisa ditemui pada saat kejadian. Belum jelas ada atau tidak ada orang yang memperingatkan penghuni untuk tinggal dalam apartemen mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.