Huguier singgah ke Indonesia pada Oktober 2013 lalu. Kunjungan ini hanya satu dari puluhan kunjungan lainnya yang sudah dia lakukan sejak 1970-an. Kali ini, ia tidak hanya datang dan memotret keadaan di negara ini, tapi juga mengadakan kelas pelatihan fotografi di bawah Institut Francais Indonesia (IFI).
Hasil bengkel kerja kelas pelatihannya itu sudah dipajang pada Jakarta Biennale 2013 lalu. Ada hal menarik ketika KOMPAS.com menemuinya di IFI, Jumat (25/10/2013) lalu. Huguir membagi idenya mengenai rumah idaman.
"Saya lebih suka lihat rumah yang berantakan daripada melihat rumah yang seperti bisa kita lihat di majalah, tata interior yang bisa ditemui di dunia," ujar Huguier.
"Contohnya, kalau di kulkas ada banyak magnetnya, dari sana bisa kita lihat jiwa keluarga itu. Walau berantakan, kita bisa merasakan kalau ada orang yang tinggal di sana," imbuhnya.
Menurut Huguier, dengan menumpuk barang-barang di rumahnya, keluarga-keluarga ini memajang sejarah mereka.
"Saya bisa melihat sejarah mereka melalui barang-barang mereka," ujarnya.
Di Jakarta, tepatnya di Galeri Nasional pada 19 Oktober 2013 lalu, Huguier membuka pameran berjudul "Vertical/Horizontal–Interieur/Exterieur". Judul ini terkait dengan kecenderungan hunian-hunian di kota besar Asia Tenggara yang mulai menggunakan konsep vertikal. Sementara, Huguier juga menyoroti interior hunian-hunian tersebut.
Lantas, bagaimana konsep rumah atau hunian yang ada di benaknya?
"Rumah adalah tempat di mana perasaan saya terasa baik, di mana saya merasa ini benar-benar tempat tinggal saya, dan saya sangat menyukai benda-benda jadi saya banyak menaruh barang-barang belian saya dalam perjalanan. Barang-barang yang saya beli di dalam perjalanan bisa mengingatkan saya pada perjalanan tersebut," ujarnya.
"Saya juga senang mencampur perabot lama dengan desain modern. Saya punya perabot indah dari Zaman Louis XV, XIV," imbuhnya.
Huguier juga mengungkapkan bahwa membuat rumah terasa harmonis merupakan hal penting. Menurut dia, warna sangat penting. Dinding, kain pelapis, semuanya harus memunculkan harmoni.
"Bahkan, kalau untuk pemilihan lukisan, lukisan itu harus seharmoni dengan saya dan interior rumah saya. Saya pernah melepaskan lukisan dari tembok karena mengganggu suasana ruang duduk saya. Saya juga suka rumah yang sangat bersih. Saya memperhatikan detil sekecil-kecilnya. Saya mengganti handuk setiap minggu. saya juga suka ketika orang ke rumah saya, pasti komentar 'Rumahmu bagus, ya!' itu sangat menyenangkan bagi saya," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.