Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral: Pasar Properti Inggris Masih Aman!

Kompas.com - 23/12/2013, 16:14 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Bank Sentral Inggris memiliki sejumlah perangkat untuk mengendalikan kenaikan harga hunian, terkait kekhawatiran terjadinya over heating pasar properti di negara tersebut.

Deputi Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, memastikan hal tersebut seperti dikutip surat kabar The Telegraph. Menurutnya, bank sentral senang ekonomi Inggris menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang berkelanjutan, namun pembuat kebijakan harus memastikan pemulihan tidak terlalu mengandalkan sektor konsumsi, khususnya properti.

"Kami sangat fokus pada pasar perumahan. Kami tidak berpikir bahwa dalam tahap ini, situasi di luar kendali. Kami telah meletakkan perangkat yang dapat digunakan untuk mengekang kendali pasar," ujar Bailey.

Menjaga kenaikan harga properti di bawah kontrol tanpa menahan pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Bank of England.

"Kami harus sangat berhati-hati tentang keseimbangan pertumbuhan. Hal ini sangat didominasi oleh pasar perumahan dan konsumsi. Tugas kami sekarang, tentu saja, adalah untuk memastikan pemulihan yang berkelanjutan dengan cara tidak menumpuk masalah untuk masa depan," imbuh Bailey.

Untuk diketahui Pemerintah Inggris, melalui Menteri Keuangan, George Osborne, telah memiliki formula untuk mendinginkan pasar dan mengendalikan harga properti. Salah satu formula tersebut adalah pengenaan pajak baru kepada investor properti asing.

Osborne secara aktif menyelidiki penerapan pajak keuntungan modal pemilik properti asing di Inggris sejak Autumn Statement pada Desember 2012. Dalam rapat anggaran tahun lalu, Osborne juga telah memperkenalkan serangkaian tindakan pengadaan biaya tahunan pada investor asing yang mencoba untuk menghindari membayar pajak dengan memiliki properti melalui perusahaan terselubung.

Departemen Keuangan sendiri telah menghitung besaran pajak tersebut dan sedang menunggu keputusan akhir dari Osborne dalam beberapa minggu mendatang.

Nantinya, mereka yang tinggal di Inggris harus membayar pajak keuntungan modal (capital gain tax) 18 persen atau lebih, dan sekitar 28 persen jika mereka meraup keuntungan ketika menjualnya kembali.

Selama ini, pemerintah Inggris dituding terlalu berbaik hati dan mengistimewakan pembeli asing. Hingga saat ini, pembeli asing masih dibebaskan dari segala bentuk pajak. Padahal, perlakuan istimewa inilah yang justru merupakan salah satu faktor pendorong di balik peningkatan tajam kepemilikan properti oleh orang asing di London.

Menurut Knight Frank, pembeli asing menguasai sekitar 70 persen properti paling mahal yang baru dibangun di ibukota. Bahkan, sekitar 65 persen pembeli asing menyewakan kembali properti mereka di London ketimbang digunakan sendiri.

Jelas, hal tersebut menstimulasi melambungnya harga properti. Harga rumah di London, naik hampir 9 persen pada bulan Agustus lalu. Jauh lebih tinggi ketimbang kawasan lainnya yang hanya sekitar 2 persen.

Menurut Kantor Pusat Statistik Nasional, harga properti yang meroket telah memicu kekhawatiran tentang gelembung perumahan di kawasan premium London seperti Kensington dan Chelsea. Harga rerata rumah sekarang bernilai hampir 30 kali gaji pegawai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Berita
Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau