Deputi Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, memastikan hal tersebut seperti dikutip surat kabar The Telegraph. Menurutnya, b
ank sentral senang ekonomi Inggris menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang berkelanjutan, namun pembuat kebijakan harus memastikan pemulihan tidak terlalu mengandalkan sektor konsumsi, khususnya properti. "Kami sangat fokus pada pasar perumahan. Kami tidak berpikir bahwa dalam tahap ini, situasi di luar kendali. Kami telah meletakkan perangkat yang dapat digunakan untuk mengekang kendali pasar," ujar Bailey.Untuk diketahui Pemerintah Inggris, melalui Menteri Keuangan, George Osborne, telah memiliki formula untuk mendinginkan pasar dan mengendalikan harga properti. Salah satu formula tersebut adalah pengenaan pajak baru kepada investor properti asing.
Osborne secara aktif menyelidiki penerapan pajak keuntungan modal pemilik properti asing di Inggris sejak Autumn Statement pada Desember 2012. Dalam rapat anggaran tahun lalu, Osborne juga telah memperkenalkan serangkaian tindakan pengadaan biaya tahunan pada investor asing yang mencoba untuk menghindari membayar pajak dengan memiliki properti melalui perusahaan terselubung.
Selama ini, pemerintah Inggris dituding terlalu berbaik hati dan mengistimewakan pembeli asing. Hingga saat ini, pembeli asing masih dibebaskan dari segala bentuk pajak. Padahal, perlakuan istimewa inilah yang
justru merupakan salah satu faktor pendorong di balik peningkatan tajam kepemilikan properti oleh orang asing di London.Menurut Knight Frank, pembeli asing menguasai sekitar 70 persen properti paling mahal yang baru dibangun di ibukota. Bahkan, sekitar 65 persen pembeli asing menyewakan kembali properti mereka di London ketimbang digunakan sendiri.
Jelas, hal tersebut menstimulasi melambungnya harga properti.
Harga rumah di London, naik hampir 9 persen pada bulan Agustus lalu. Jauh lebih tinggi ketimbang kawasan lainnya yang hanya sekitar 2 persen.