Contoh mudahnya, pedagang kaki lima yang digusur di Jakarta, pindah ke Kota Tangerang. Hal ini sebenarnya bisa diatasi jika antar pemerintah daerah punya hubungan baik, komunikasi lancar dan membangun sistem yang terintegrasi dengan baik (Baca: Ledakan Penduduk, Potensi Menggiurkan Sekaligus Mengerikan.....).
Pengamat dan peneliti perkotaan dari Universitas TUniversitas Trisakti Yayat Supriyatna sempat mencontohkan dalam skala yang lebih kecil, yaitu lingkup Tangerang Raya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota perlu melakukan kerja sama dengan daerah-daerah di dalam lingkup Tangerang Raya, yakni Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan, khususnya di wilayah perbatasan.
"Tujuannya untuk lebih meningkatkan daya tarik dan memudahkan kehidupan penduduknya sendiri," kata Yayat.
Terciptanya sinergi yang kuat dalam arti tidak tersekat-sekat seperti saat ini, lanjut Yayat, antara tiga daerah tersebut akan menghasilkan sebuah sistem infrastruktur yang terintegrasi dengan baik. Jaringan transportasi, jalan raya, masalah sanitasi, kebutuhan air, dan hunian bisa diselesaikan.
Pemerintah Kota Tangerang, menurut Yayat, juga perlu proaktif merangkul pihak-pihak pemangku kepentingan, misalnya dengan pihak otoritas Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan pengembang-pengembang besar yang "menguasai" Kota Tangerang. Tanpa hubungan baik dan kesepahaman visi dan misi, Kota Tangerang bisa menderita ketimpangan antara satu wilayah yang dibangun dengan begitu baik oleh pihak swasta dengan wilayah hasil pembangunan Pemkot yang kumuh dan tidak terawat.
Yayat mengungkapkan, Kota Tangerang bisa diibaratkan sebagai metropolitan yang belum siap bertumbuh. Semestinya, potensi dan sumber daya yang dimiliki Kota Tangerang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan perekonomiannya sehingga tidak terlalu banyak bergantung pada Jakarta.
Yayat menyebut Cisadane yang bisa dimanfaatkan untuk wisata air. Dia juga sempat menggarisbawahi potensi usaha kecil menengah masyarakatnya sebagai kota wisata kuliner. Hal ini dapat menjadikan kota ini lebih modern berbasis kemampuan ekonomi masyarakatnya sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.