Kepastian pembangunan pusat belanja dalam kompleks multifungsi (mixed use development) tersebut disampaikan Direktur Ciputra Group, Sugwantono Tanto, kepada Kompas.com, Selasa (10/12/2013).
"Saat ini kami sedang mengejar finalisasi desain mal dan diharapkan sebelum akhir tahun sudah rampung," ujar Sugwantono seraya menambahkan bahwa desain pusat belanja seluas 80.000 meter persegi tersebut dikerjakan oleh AEDAS.
Pembangunan pusat belanja ini merupakan tahap pertama dari tiga tahap pengembangan kompleks multifungsi dengan total luas lahan 10 hektar dari rencana semula 6 hektar, di Jl. Ahmad Yani, Kilometer 7.
Selain pusat belanja, terdapat dua hotel dengan klasifikasi bintang 3 dan 4, satu menara perkantoran, satu menara kondotel dan satu menara apartemen serta pusat belanja ekstensi seluas 40.000 m2.
Dipilihnya Banjarmasin sebagai second-tier garapan, menurut Sugwantono, karena pasarnya potensial dengan daya beli masyarakat yang semakin menguat. Kondisi aktual menggambarkan bahwa permintaan atau kebutuhan akan pusat belanja lebih besar sementara pasoknya terbatas.
Saat ini, hanya ada tiga pusat belanja baru yang masuk pasar. Selain mal yang dikembangkan Ciputra Group, terdapat Plaza Kalimantan besutan PT Banua Land Sejahtera dan The Grand Banua Shopping Mall milik PT Banua Anugerah Sejahtera. Padahal untuk membangun satu pusat belanja, dibutuhkan waktu setidaknya 2 tahun.
"Demikian halnya dengan penambahan fungsi dan jenis properti yang disebabkan perubahan pasar yang dinamis. Pertimbangan lainnya adalah bahwa gaya hidup masyarakat kota Banjarmasin sudah mengalami pergeseran yang didukung meningkatnya daya konsumsi," imbuh Sugwantono.
Untuk merealisasikan portofolio terbarunya ini, Ciputra mengalokasikan investasi (termasuk lahan) senilai hampir Rp 1 Triliun. Pusat belanja tahap I diprediksi menelan dana sekitar Rp 400 miliar.
"Kami berkompetisi tidak hanya secara horisontal dalam cakupan area garapan (catchment area) melainkan juga secara vertikal yakni segmentasi pasar. Karena Banjarmasin ceruk pasarnya terbatas, beda dengan Jakarta yang begitu luas. Namun, Banjarmasin memiliki wilayah hinterland yang dapat menjadi pangsa pasar baru," ujar Sugwantono.