Toki menggunakan beton yang ditempel dengan bubble wrap atau pembungkus bergelembung udara. Bangunan ini sebelumnya dikenal sebagai bar bernama Blue Star. Kini, bangunan tersebut punya nama baru, Studioverket.
Mereka bekerja sama dengan pabrik beton Butong untuk membuat elemen interior baru. Mereka juga mendapat bantuan dari mahasiswa arsitektur Noa Ericsson dan produser film Erik Liss.
Pada proses pekerjaannya, setiap struktur beton dicetak di dalam bubble wrap. Karena sifat bubble wrap yang fleksibel, bentuk beton bisa dimanipulasi sesuai dengan keinginan Toki Drobnjakovic dan Per Sundberg hingga tercipta bentuk unik.
"Setelah proses penekanan, panel bisa dibentuk dalam waktu sekitar satu jam. Lapisan beton setipis daun yang terhubung dengan balon udara (bubble) bisa dihilangkan untuk efek tembus pandang atau dipertahankan agar tampak samar-samar," tambahnya.
Lapisan beton unik ini tersebar di hampir seluruh bagian kantor. Jika di bagian dalam lapisan beton tersebut tampak misterius dengan paduan pencahayaan remang-remang, Anda bisa melihatnya lebih jelas di bagian lobi. Di tempat tersebut, lapisan ini digunakan sebagai dasar untuk taman vertikal.
Selain itu, Eric Liss juga menggunakan maneken sebagai cetakan untuk membuat hiasan dari lembaran beton. Hasilnya unik, tetapi sedikit menyeramkan. Liss membuat seolah ada perempuan terjebak dalam dinding. Seperti dikutip dalam Dezeen, maksud Liss membuat karya tersebut sekadar menjadi pengingat masa lalu gedung yang mereka gunakan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.