Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melorot, Kado Pahit buat Pengembang!

Kompas.com - 03/12/2013, 13:57 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beban berat seolah tak henti bertubi-tubi menghantam pelaku bisnis dan industri properti. Lepas kenaikan BI Rate sebesar 175 basis poin menjadi 7,5 persen, pengetatan KPR inden, dan loan to value (LTV), kini mereka dihantam perkasanya nilai tukar dollar AS terhadap rupiah menjadi Rp 11.870 per 3 Desember.

Depresiasi rupiah sebesar 22 persen tersebut seolah menjadi kado pahit buat pengembang. Demikian dikatakan Tanto Kurniawan, Presiden Komisaris PT Grahabuana Cikarang yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tbk, kepada Kompas.com, Selasa (3/12/2013).

Menurut Tanto, empat kado pahit itu sanggup membuat pengembang ketar-ketir. Semuanya menjadi serba mahal. BI Rate naik, suku bunga KPR naik, harga material bangunan juga melonjak. Dampak buruk terjadi pada dua sisi, pengembang dan konsumen.

"Beban kami sebagai pengembang dalam bentuk suku bunga pinjaman bank untuk konstruksi, sementara untuk konsumen adalah kenaikan suku bunga KPR. Ongkos produksi menjadi tinggi dan konsumen harus berpikir ulang atau mempertimbangkan kembali membeli rumah. Padahal, suku bunga pinjaman konstruksi tidak bisa dibebankan kepada konsumen," papar Tanto.

Hal senada diutarakan Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Eddy Hussy. Ia menyatakan, perkasanya dollar AS terhadap rupiah sangat memengaruhi kinerja dan produktivitas para pengembang.

"Melorotnya rupiah berpotensi pembelian properti menjadi tertunda. Investor akan bersikap wait and see, berpikir ulang untuk investasi. Jelas hal tersebut menimbulkan ketidakpastian dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja kami," ujar Eddy.

Kendati demikian, lanjutnya, target REI membangun rumah tidak akan dikoreksi. Target masih konsisten berada pada angka 220.000 unit pada 2014. Jika ditambah dengan target asosiasi di luar REI, maka 400.000 rumah terbangun.

Sementara itu, Tanto lebih konservatif dalam menetapkan target. Menurut dia, PT Jababeka Tbk pada 2014 lebih memilih peran sebagai pemain aman.

"Kami optimistis. Namun, kadar optimismenya jauh berkurang, ketimbang negative growth. Kami konservatif, tidak muluk-muluk, tetapi bisa zero growth," tandas Tanto.

Baik Tanto maupun Eddy berharap pemerintah segera dapat menstabilkan nilai rupiah. Sebab, jika gejolak rupiah dibiarkan terlalu lama, maka sektor properti akan mengalami gangguan hebat. "Ini karena properti memimpin 150 industri lainnya yang secara langsung dapat terpapar gangguan juga," imbuh Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Berita
Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau