Desain gedung yang cantik pun mampu memegang peranan penting untuk memastikan bahwa gedung tersebut dapat menjadi pusat pembelajaran komunitas yang efektif dan sukses. Hal inilah yang langsung mengemuka pada Floating Castle atau Istana Melayang di kawasan BSD Grand Boulevard, Tangerang Selatan, Banten.
Floating Castle adalah bangunan "istana" berwarna putih. Saat memasukinya, pengunjung, terutama anak-anak akan benar-benar merasakan seperti berada di dalam sebuah istana megah dan indah.
Bangunan ini menggunakan 66 lembar kaca setinggi 10,8 meter tanpa sambungan dengan lebar 1,9 meter dan tebal 19 milimeter yang dipasang dengan teknik suspended atau digantung. Kaca-kaca itulah yang membuat istana ini seperti "melayang" di atas ketinggian 10 meter. Teknik penggunaan kaca menggantung ini sudah mendapatkan penghargaan dari Record Holders Republic, Inggris, sebagai Floating Castle With the Highest Suspended Glass in the World.
Fernando Iskandar sebagai Pendiri dan CEO Froggy Edutography mengungkapkan, bangunan ini terdiri dari 10 lantai yang di setiap lantainya berisi "program mimpi" anak-anak. Di lantai tiga misalnya, terdapat kelas cerdas matematika, musik, gerak, berteman, dan visual spatial. Setiap ruangannya dilengkapi dengan indikator yang menjadi ciri anak dengan kecerdasan di bidang masing-masing.
Seperti pada kelas cerdas berteman, dijelaskan bahwa anak-anak yang memiliki interpersonal yang baik memiliki karakter seperti karisma yang kuat, dapat membaca emosi orang lain, memiliki banyak teman dan senang memimpin.
Di lantai lima, terdapat ruangan-ruangan dimana anak-anak dapat bermain peran yang mereka sukai. Profesi peran seperti dokter, diplomat, desainer atau koki disiapkan persis seperti asli. Bahkan beberapa profesi dilengkapi dengan perlengkapan sungguhan. Profesi koki misalnya, anak bisa benar-benar membuat sebuah kue dari bahan-bahan yang disediakan di dapur mini.
Di lantai tujuh, ada sebuah aula untuk tempat anak-anak mendeklarasikan mimpi-mimpinya di depan orangtua dan teman-temannya.
"Di sini anak-anak sudah benar-benar seperti berada di atas langit. Mereka seperti melayang-layang," kata Fernando di Jakarta, Jumat (22/11/2013) lalu.
"Salah satu langkah awalnya ya seperti ini, kami ajak anak-anak berani bermimpi besar dan mewujudkannya," kata Fernando.
Fernando mengatakan, untuk menjadi bagian dari kepahlawanan masa depan tidak hanya sekedar memiliki kecerdasan akademik semata, tapi dibutuhkan kecerdasan dan bakat di luar pendidikan formal yang didasari dari semangat mempunyai cita-cita sejak dini. Lewat konsep "istana melayang" inilah pihaknya bisa ikut berkontribusi melalui programnya yang disebut Edutography Goal Setting.
"Program ini akan mengajak anak-anak sejak dini berani bermimpi dan bercita-cita besar, sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing anak," ujarnya.
Ia mengatakan, program ini akan diawali dari Parenting Class, observasi kecerdasan dan minat; evaluasi, coaching dan guiding; aktivitas profesi; motivasi; sampai pada desain Road Map, Dream Card dan Future Name Card yang diakhiri dengan deklarasi cita-cita oleh anak yang disaksikan oleh orangtua.
"Anak-anak akan menuliskan cita-citanya pada Dream Card. Dream Card tersebut merupakan simbol dan kunci untuk membuka pintu menuju Pahlawan Masa Depan, dan akan diabadikan di Dream Tunnel atau lorong cita-cita di halaman Floating Castle," jelas Fernando.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.