Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obyek Paling Diburu: Kondominium Rp 500 Juta-Rp 1 Miliar!

Kompas.com - 05/11/2013, 14:42 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak keliru bila properti hunian kelas menengah, khususnya kondominium di Jakarta dan kawasan penyangga lainnya merupakan instrumen investasi yang paling diburu dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Menurut riset Cushman and Wakefield, hingga akhir September 2013, segmen kondominium kelas menengah masih memimpin aktivitas pra-penjualan dan berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap total penjualan. Dari 18 proyek yang baru diluncurkan, terdapat 7.970 unit kondominium baru yg sudah dipasarkan sejak bulan Juli sampai bulan September 2013.

Lengkapnya sebagai berikut; aktivitas pra-penjualan kondominium kelas menengah paling tinggi yakni sebesar 64,9 persen. Disusul kelas menengah-atas sebesar 59,0 persen, dan kelas atas sebanyak 63,5 persen.

Apartemen kelas menengah tersebut dibatasi seharga Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar per unit atau Rp 10 juta-Rp 15 juta per meter persegi.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, selain jumlah pasok yang mendominasi, kebutuhan kondominium kelas menengah juga tak kalah tinggi. Membeli kondominium kelas menengah bisa sangat menguntungkan. Ada dua opsi, bisa untuk ditinggali atau kembali disewakan.

"Kondominium kelas menengah sangat dibutuhkan. Mengingat kalangan kelas menengah kita mengalami lonjakan menjadi sekitar 45 juta orang, sementara pasok masih belum memadai. Kegiatan transaksi tak hanya terjadi di pasar primer, juga pasar sekunder sehingga harganya terus mengalami pertumbuhan. Meski tumbuh, harganya masih terjangkau kalangan menengah," tutur Ali.

Sementara secara triwulanan, kuartal III 2013 mencatat tingkat penjualan kondominium eksisting di Jabodetabek sebesar 96,6 persen atau naik 0,7 persen jika dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2012. Tingkat hunian tercatat pada angka 58,6 persen.

Selama kuartal ini pula kegiatan pra-penjualan proyek kondominium baru didominasi oleh proyek-proyek kelas menengah, sekitar 38,8 persen dari seluruh transaksi. Untuk metode pembayaran, pembeli dari kalangan menengah memilih pinjaman bank, sementara metode pembayaran untuk konsumen kelas menengah sampai atas lebih bervariasi seperti skema satu sampai tiga tahun cicilan bertahap, pinjaman bank, dan juga tunai keras.


Proyeksi 2014

Persiapan menjelang Pemilihan Umum Presiden tahun depan memengaruhi keputusan beberapa pihak dalam berinvestasi kondominium. Tercatat adanya sedikit penurunan aktivitas pra-penjualan kondominium di Jabodetabek pada kuartal ketiga tahun 2013. Alasan lain dari penurunan tersebut adalah berkaitan dengan adanya peraturan baru dari Bank Indonesia mengenai batas minimum uang muka untuk KPR atau KPA untuk kepemilikan properti kedua.

Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, menuturkan, tingkat pra-penjualan proyek kondominium mendatang tercatat pada angka 60,1 persen. Turun sebanyak 1,8 persen dari kuartal lalu dan meningkat sebanyak 1,5 persen jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2012, menyisakan sekitar 43.769 stok unit yang bisa diserap di masa mendatang.

"Hingga bulan September 2013, total kumulatif proyek kondominium yang terbangun di Jakarta mencapai 116.861 unit, meningkat sebesar 6,0 persen jika dibandingkan dengan kuartal lalu dan 16,4 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu," ujar Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau