Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fantastis, Nilai Investasi Properti Asia Pasifik Cetak Rp 332,9 triliun

Kompas.com - 22/10/2013, 13:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Investasi langsung properti komersial di Asia Pasifik melejit 33 persen selama kuartal ketiga tahun 2013. Pencapaian tersebut menjadikan kawasan ini mencatat volume transaksi terkuat dengan nilai investasi sebesar 30 miliar dollar AS atau setara Rp 332,9 triliun.

Dengan demikian, menurut Jones Lang LaSalle Asia Pasifik, aktivitas investasi selama sembilan bulan pertama tahun ini, membukukan nilai 89,6 miliar (Rp 994,4 triliun) atau tumbuh 25 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Menyusul pertumbuhan yang telah melampaui harapan, kami telah merevisi proyeksi akhir tahun dari 110 miliar dollar AS (Rp 1.220 triliun) menjadi 120 miliar dollar AS (Rp 1.331 triliun). Jika angka tersebut terbukukan, akan menempatkan kinerja 2013 setara dengan 2007 sebagai tahun terkuat pencapaian volume transaksi properti.

Jepang, China dan Australia berkontribusi sebanyal 69 persen dari transaksi sepanjang tiga kuartal, memimpin pertumbuhan investasi komersial. 

Jepang sendiri mengalami peningkatan 139 persen kuartal III tahun ini dengan angka 8,7 miliar dollar AS (Rp 96,5 triliun). Demikian halnya dengan China yang menunjukkan pertumbuhan signifikan menjadi 7 miliar dollar AS (Rp 77,6 triliun) atau membengkak 167 persen dari tahun lalu. Kuatnya minat kalangan investor asing ke pasar China menyebabkan volume transaksi per September 2013 juga ikut tumbuh menjadi 16,6 miliar dollar AS (Rp 184,2 triliun).

Head of Research Capital Market JLL, Megan Walters, mengatakan, meskipun volume transaksi telah meningkat selama tiga kuartal pertama tahun ini, seperti yang diperkirakan, pihaknya mulai mengalami kehati-hatian atas suku bunga setelah pengumuman Bank Sentral AS baru-baru ini untuk memperlambat program pembelian aset.

"Imbal hasil obligasi seluruh wilayah telah bergerak lebih tinggi, menyoroti kekhawatiran tentang arah harga global dan mendorong investor untuk menanggung kenaikan suku bunga selama proses terjadinya akuisisi," ujar Megan.

Kondisi sebaliknya, justru terjadi di Hongkong. Kinerja investasi anjlok 76 persen selama kuartal 3 ketimbang tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kesepakatan dengan langkah-langkah pendinginan pasar oleh pemerintah dan kekhawatiran melesatnya tingkat suku bunga.

Akibatnya hampir 2 miliar dollar AS (Rp 22,1 triliun) modal dari Hongkong diinvestasikan di pasar Asia Pasifik lainnya.

Namun begitu, JLL tetap yakin hingga penghujung tahun, kinerja daerah menunjukkan penguatan. Mengingat pipa pengembangan yang kuat dan sentimen positif para investor.

Pasar, properti komersial terus unggul, permintaan pengembalian aset properti juga semakin menumpuk. A
ktivitas dari dana pensiun Asia dan Sovereign Funds juga meningkat, bersama dengan sumber-sumber baru modal global yang dialokasikan ke pasar properti Asia untuk pertama kalinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau