KOMPAS.com - Menikmati hangatnya sinar matahari di siang hari bisa menjadi lebih menyenangkan dengan hasil desain karya Simon Hjermind Jensen. Jensen merupakan desainer asal Denmark yang jugapimpinan SHJworks. Dia menciptakan sebuah rumah kaca portabel yang bisa dimanfaatkan sebagai gazebo.
Sama seperti rumah kaca pada umumnya, rumah kaca tak kasat mata ini juga memanfaatkan sinar matahari sebagai penghangat, sementara perputaran udara dari bukaan-bukaan kecil di sekeliling dinding menjadi pendingin alaminya. Rumah kaca ini bisa digunakan untuk menyiangi tanaman di hampir semua musim, dan bisa pula menjadi tempat untuk duduk dan beristirahat di taman.
Menikmati secangkir kopi di dalamnya juga menyenangkan. Pasalnya, dindingnya dilengkapi dengan pintu kaca yang memudahkan proses keluar-masuk dari rumah kaca tersebut.
Strukturnya terbuat dari bagian-bagian dua dimensi yang didesain secara digital dan diproduksi dengan menggunakan mesin CNC. Material yang digunakan adalah polikarbonat berlapis anti-sinar ultra violet. Polikarbonat relatif kuat menahan angin, terutama di musim gugur. Panel-panel polikarbonat ini tampak seperti disatukan dengan cara dijahit. Padahal, sebenarnya Jensen menggunakan sekrup untuk menyatukan bagian-bangian rumah kaca tersebut. Selain bagian yang membentuk "tubuh" rumah kaca, bangunan mungil ini juga memiliki alas yang terbuat dari kayu.
Prototipe pertama didedikasikan untuk sebuah keluarga di Kopenhagen, Denmark. Namun, karena banyaknya kegunaan yang bisa dimanfaatkan, serta kemudahannya direproduksi, Jensen membuatnya kembali. Bahkan, Jensen bisa menyesuaikan ukuran rumah kaca sesuai dengan kebutuhan pengguna. Mulai dari ketinggian 2,4 meter, 2,7 meter, 3,2 meter, dan beberapa diameter seperti 1,8 meter, 2,4 meter, hingga 3,3 meter.
Sayangnya, proyek rumah kaca ini memakan biaya cukup tinggi. Untuk prototipe bagi keluarga di Kopenhagen, mereka menghabiskan biaya 18.900 Euro atau sekitar Rp 294,7 juta. Dana ini digunakan untuk material, ongkos produksi, dan ongkos pemasangan. Hanya, harga tersebut belum termasuk lantai kayu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.