KOMPAS.com - Tidak selamanya
karya desain yang dinilai terbaik dan inovatif peraih penghargaan, bernasib baik. Bahkan sebaliknya, tak jarang justru hanya menjadi karya yang dibuang ke tong sampah begitu saja. Kisah Kit Yamoyo, bisa menjadi cermin bahwa menjadi terbaik dan inovatif harus juga membawa manfaat bagi lingkungan sekitar.
Kit Yamoyo memenangkan penghargaan Design Museum's Product of the Year dari Museum Desain London, April tahun 2013. Kit Yamoyo merupakan perangkat yang berfungsi mendistribusikan obat-obatan dengan cara disempilkan dalam krat botol Coca-Cola di lokasi-lokasi terpencil negara dunia ketiga.
Seharusnya, Kit Yamoyo menjadi solusi berharga yang mempermudah distribusi obat-obatan. Sayangnya, sama seperti berbagai desain berharga namun tidak ramah industri dan komersial, proyek ini berhenti begitu saja.
Simon Berry, pendiri lembaga derma ColaLife dan otak di balik Kit Yamoyo mengakui bahwa sistem pendistribusian obat yang "menumpang" pada krat Coca-Cola tidak berjalan seperti rencana. Berry bahkan kini sudah sibuk dengan proyek lain. Dia tengah berfokus dalam program yang disebut dengan "value chain" untuk memberikan insentif pada distributor dan penjual ritel di seluruh Afrika.
"Paket tersebut, menumpang di dalam krat Coca-Cola membuat semua orang senang, namun dengan cepat menjadi metafora atas apa yang kami lakukan," ujar Berry.
Dalam wawancaranya bersama Peter Day dari BBC Radio 4, Berry mengakui bahwa perangkat obat-obatan tersebut tidak lagi didistribusikan di dalam krat botol Coca-Cola. Pada akhirnya, jarang sekali ada paket obat yang ditaruh di dalam krat.
Sebaliknya, yang berjalan dengan baik adalah meniru teknis bisnis Coca-Cola, yaitu menciptakan produk yang diinginkan, menjualnya besar-besaran, kemudian menaruh produk dalam sistem distribusi dengan harga tertentu, jadi semua orang bisa mengambil keuntungan. Jika ada permintaan dan penjual ritel bisa mendapatkan keuntungan, maka mereka akan melakukan apa pun untuk memenuhi permintaan tersebut.
Menanggapi hal ini, Peter Day berkomentar, bahwa hal tersebut bisa dianggap sebagai penipuan. "Berry mendapatkan penghargaan desain tahun ini, sangat cerdik, sangat cerdas, karena perangkat obatnya ditempatkan di antara botol. Dia telah meninggalkan distribusi dengan krat botol sekarang, menjadi bentuk pak yang sangat konvensional. Dia tidak ada hubungannya dengan minuman bersoda tersebut sekarang. Dengan kata lain, desainnya hampir insidentil," ujar Peter.
Berry menjawab bahwa "menumpang" distribusi Coca-Cola tidak berarti harafiah dan yang terjadi justru sebaliknya. Berry menilai bahwa menaruh paket obat dalam krat bukanlah kunci inovasinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.