Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fluktuasi Rupiah Belum Goyang Sektor Properti

Kompas.com - 20/08/2013, 20:51 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar AS tampaknya belum mampu menggoyang sektor properti. Memperhatikan kondisi serupa yang sudah terjadi berkali-kali dan secara periodik berdasarkan sentimen pasar. Jadi, dampaknya belum terlalu signifikan.

Pendapat tersebut dikemukakan CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (20/8/2013). Menurutnya, bisnis dan industri properti akan tumbang bila Rupiah terus merosot melebihi batas sensitif dan berkepanjangan. Dus, kondisi ini dibarengi dengan kenaikan harga yang tidak terkendali.

"Bila hal itu terjadi, sektor yang paling rentan terkena dampaknya adalah ruang komersial ritel atau pusat belanja, kawasan industri dan perkantoran. Menguatnya Dollar dalam jangka waktu lama akan berdampak pada penurunan permintaan sebagai akibat dari lonjakan harga sewa dan turunnya tingkat hunian," papar Hendra.

Tak sebatas itu, kondisi tersebut berpotensi terjadinya penyesuaian harga berupa  perubahan nilai konversi mata uang yang berlaku untuk penetapan harga sewa. Penyesuaian harga sewa ini akan sangat bergantung pada level gedung dan tingkat okupansinya.

"Kalau dulu (1997, red), kurs Rupiah terhadap Dollar sebesar Rp 2.500 dan melorot menjadi Rp 10.000-Rp 13.000, para pengembang dan pengelola gedung mematok kurs menjadi Rp 5.000-Rp 7.500. Kalau sekarang, market sudah bisa menerima nilai tukar Dollar pada level Rp 9.000-Rp 10.000. Jadi, kalau memuncak ke angka Rp 11.000, saya rasa belum perlu dilakukan penyesuaian. Selama ini kan begitu hit  Rp 12.500 lalu rupiah menguat lagi," jelas Hendra.

Kecuali, lanjutnya, Dollar meroket di atas Rp 12.500 dan berlangsung selama 6 bulan berturut-turut, maka akan terjadi penyesuaian. Kesimpulannya, melorotnya Rupiah tak terlalu mengkhawatirkan karena selama ini sudah berada pada kisaran Rp 9.500-Rp 10.000.

Properti akan terus aktif karena sudah terlalu lama mati suri sejak 1997, baru bangkit 2007. Lalu melambat karena krisis finansial global pada 2008 dan mulai heboh kembali tiga tahun terakhir.

Hal senada dikatakan Head of Research Jones Lang LaSalle, Anton Sitorus. Menurutnya, buruknya kinerja Rupiah tidak akan mengganggu sektor properti secara langsung.

"Properti semua segmen masih memperlihatkan pertumbuhan positif. Terutama perkantoran sewa di CBD Jakarta yang pada dua kuartal pertama 2013, mengalami akselerasi permintaan dan harga lebih cepat ketimbang periode yang sama tahun lalu. Semester kedua ini akan tumbuh 20 persen," ujar Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Berita
Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah secara 'Online'

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah secara "Online"

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan Saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan Saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau