Dengan begitu, China dan Korea Selatan, merupakan investor terbesar dengan catatan investasi berganda ketimbang tahun lalu. Kedua negara ini pun mendominasi aktifitas investasi properti komersial lintas batas.
Secara keseluruhan, menurut riset Jones Lang LaSalle (JLL), investasi langsung sektor properti komersial selama kuartal II 2013, mengalami pertumbuhan 10 persen ketimbang tahun lalu dan 16 persen dibanding kuartal sebelumnya, yakni 121 miliar dollar AS atau setara Rp 1.241 triliun.
Jika dikalkulasi, volume investasi selama semester I, mencapai total 225 miliar dollar AS (Rp 2.307 triliun). Sementara aktivitas investasi lintas batas tumbuh 71 miliar dollar AS (Rp 728,2 triliun) atau naik 13 persen dari semester I 2012.
Volume investasi properti komersial di Asia Pasifik sendiri meningkat 18 persen pada kuartal kedua, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Arus modal terus mengalir di kawasan ini, karena investor membutuhkan diversifikasi portofolio mereka ke kota-kota global utama seperti New York dan London.
Internationl Capital Group JLL, Alistair Meadows mengatakan, selama enam bulan terakhir, investor China dan Korea Selatan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ini, terutama di sektor perumahan dan perkantoran.
"Kami berharap akan muncul lembaga investasi dalam pasar investasi komersial di tahun-tahun yang akan datang," harap Alistair.
Melanjutkan tren, 60 persen dari modal yang mengalir ke Eropa pada paruh pertama tahun ini, yang berasal dari Amerika, Timur Tengah dan Asia Pasifik, diinvestasikan di London. Nilainya sebesar 12 miliar dollar AS (Rp 123 triliun) atau meningkat 18 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Tak hanya London, para investor ini juga mengincar kota-kota sekunder Eropa.
"Asia Pasifik dan Amerika melihat pertumbuhan yang berkelanjutan dalam sektor properti komersial. Hal ini sangat berbeda dengan tren tahun lalu. Baik investor baru maupun yang sudah berpengalaman berani mengambil risiko tambahan. Hal ini yang mendorong meningkatnya modal ke kota-kota sekunder, terutama di Eropa dan Amerika Serikat," Arthur de Haast, Direktur Utama International Capital Group JLL.
Tokyo dilaporkan mengalami lonjakan 50 persen dalam aktivitas transaksional. Aktivitas ini menempatkannya masuk dalam lingkaran elit bersama London dan New York, dengan volume lebih dari 10 miliar dollar AS (Rp 102,5 triliun).
Sementara investor AS tetap menjadi pembeli properti global paling aktif. Disusul investor Jepang sebagai pembeli paling aktif kedua. Nyaris 99 persen aktivitas investasi, mereka lakukan di negaranya.
Berdasarkan kenaikan 10 persen tadi, JLL memperkirakan hingga akhir tahun investasi global bisa mencapai sebesar 450 miliar dollar AS (Rp 4.615 triliun) hingga 500 miliar dollar AS (Rp 5.128 triliun).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.