Di antara pembangunan rumah-rumah mewah dengan bentuk seragam, rumah milik Zhuang Longdi (75) tampak berbeda. Atas keluhan para pemilik rumah mewah di sekitar Zhuang Longdi, pengembang akhirnya membangun parit di sekeliling rumah tersebut untuk "memperbaiki" pemandangan.
Zhuang Longdi telah berjuang selama sepuluh tahun untuk memperjuangkan tanah miliknya. Daily Mail tidak menjelaskan status hukum tanah milik Zhuang Longdi. Namun, perusahaan pengembang di sekitarnya menyatakan bahwa mereka tidak memaksa pria dan keluarganya ini pindah dari rumah tersebut.
Juru bicara perusahaan properti setempat Lu Hun mengatakan, rumah (milik Zhuang Longdi) berantakan. Pihaknya kerap mendapat keluhan. Oleh karenanya, mereka membuatnya menjadi semacam pulau agar tampak lebih baik. Penduduk desa lainnya sudah menjual tanah mereka dan pergi meninggalkannya. Namun, Zhuang memilih untuk tinggal.
Pengembang pun melakukan sesuatu yang bersifat solusi. Namun, hal itu membawa konsekuensi. Zhuang Longdi harus melewati parit tersebut jika ingin keluar-masuk rumahnya sendiri.
Meski perusahaan terkait menolak menyatakan bahwa pihaknya memaksa Zhuang Longdi dan keluarganya untuk pindah, kini perusahaan tersebut mendapat titik cerah. Pasalnya, Zhuang sudah menyatakan rela pindah dari lokasi pembangunan perumahan mewah tersebut.
Zhuang tidak pindah karena tekanan, tawaran uang, atau parit di sekeliling rumahnya. Keputusan ini dia ambil lantaran malu dengan rumahnya.
"Hal terburuk adalah vila-vila mahal ada di mana-mana. Namun, saya masih tinggal di rumah kumuh ini, dan saya malu. Saya ingin membicarakan kembali mengenai kepindahan saya," ujar Zhuang seperti dikutip Daily Mail.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.