Kendati demikian, rintisan ke arah itu sudah mereka jejaki. Setidaknya banyak arsitek Indonesia yang dipercaya biro-biro arsitek Eropa menduduki jabatan strategis dan menangani proyek-proyek penting.
Hingga saat ini, terdaftar 50 arsitek Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Arsitek Indonesia Cabang Uni Eropa (IAI EU). Jumlah yang terbilang cukup banyak karena asosiasi profesi ini baru dibentuk di bumi Eropa pada 2011 lalu.
Officer Member IAI EU, Gemawang Swaribathoro, mengisahkan, para arsitek ini tak sekadar tinggal di sana, tetapi juga menjalani profesinya di firma-firma arsitek terkemuka dan juga perusahaan-perusahaan Eropa. Bahkan ada beberapa yang sukses membuka biro arsitek sendiri seperti Ketua IAI EU, Daliana Suryawinata.
Daliana, lanjut Gemawang, membuka praktik di Rotterdam, Belanda. Dan, kini ia sudah memiliki kantor cabang di Munich, Jerman, dan Jakarta, Indonesia.
"Selain Daliana, banyak rekan arsitek lain yang berhasil menduduki posisi cukup penting dan strategis serta memegang proyek sendiri atas kepercayaan kantor masing-masing," ujar Gemawang kepada Kompas.com, Senin (15/7/2013).
Dipercayanya para arsitek Indonesia oleh firma Eropa sekaligus menunjukkan bahwa arsitek Indonesia memiliki daya saing cukup tinggi. Terbukti, ada beberapa di antara arsitek yang "bermigrasi" ke Eropa ini yang sudah memiliki lisensi (izin praktik) di Inggris dan Belanda.
Peran dan kiprah mereka ini, sedikit banyak membantu mengubah "wajah" Indonesia di mata masyarakat internasional, ke arah lebih baik dan positif. Selain itu, mereka juga giat menggelar hajatan berupa workshop, seminar, dan pameran karya arsitektur Indonesia.
Salah satu pembicara workshop masterclass yang digelar IAI EU tentang Jakarta Vertical Kampung beberapa waktu lalu adalah Stefan de Koning. Ia merupakan arsitek asal MVRDV, yang juga menjadi project leader untuk Peruri 88 Tower di Jakarta.
Stefan sangat tertarik dengan keberagaman urban fabric di Ibu Kota dengan identitas kampungnya yang kuat. Bahkan, MVRDV dengan TU Delft telah memublikasikan riset mereka dalam sebuah buku mengenai Kampung Jakarta yang dapat diakses di www.thewhyfactory.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.