Mereka baru saja menggelar acara bertajuk "Rendezvous 2013". Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan Indonesia, khususnya perkembangan arsitektur dan peran arsitek Indonesia di dunia profesional Eropa, kepada masyarakat Internasional.
Sebanyak 32 peserta mengikuti "Rendezvous 2013" yang menghadirkan para pembicara dari firma arsitektur beken dunia macam MVRDV dan OMA dari Belanda, Architecten Achtergael dari Belgia dan para akademisi dari Inggris (UCL Bartlett) serta Dessau-Bauhaus dari Jerman. Acara tersebut mendapat dukungan dari Atase Pendidikan dan Budaya Indonesia untuk Belanda (KBRI Den Haag).
Selain sebagai sarana perkenalan bagi sesama profesi di bidang arsitektur, "Rendezvous 2013" juga dijadikan sebagai publikasi perkembangan arsitektur Indonesia yang diriset, diolah dan digodok oleh perusahaan-perusahaan atau institusi arsitektur Eropa.
Selain "Rendezvous 2013", IAI EU yang diketuai Daliana Suryawinata ini juga aktif menghelat pameran, workshop, dan berpartisipasi dalam acara pasar malam. Sejauh ini, mereka telah menyelenggarakan 3 kegiatan. Pertama, pameran collective housing yang diikuti Biro Arsitek Belanda di Erasmus Huis Jakarta 2012, lengkap dengan seminar yang menghadirkan pakar dari Belanda yang sengaja mereka datangkan ke Indonesia.
Kedua, IAI EU berpartisipasi dalam acara Pasar malam Indonesia 2012. Mereka mendirikan stan pameran yang menampilkan karya arsitek-arsitek Indonesia yang dapat dinikmati masyarakat Belanda.
Tak ketinggalan, mereka juga kerap membahas dan mengadakan kegiatan yang temanya sangat aktual terkait perkembangan arsitektur dan pembangunan perkotaan di Indonesia. Terbaru adalah workshop masterclass tentang Jakarta Vertical Kampung. Di acara ini, IAI EU membedah bagaimana kampung-kampung di Jakarta agar dapat dilestarikan tanpa kehilangan relasinya dengan modernitas.
Bedah Jakarta Vertical Kampung tersebut didukung oleh dua pihak KBRI Den Haag dan Kedutaan Belanda di Jakarta.
Officer Member IAI EU, Gemawang Swaribathoro, mengungkapkan, Rendezvous 2013 sendiri mereka jadikan sebagai momentum untuk memaparkan kepada masyarakat Indonesia di Belanda dan komunitas arsitektur Eropa, bahwa para asritek Indonesia sudah banyak berperan di dunia profesional Eropa.
"Banyak di antara kami yang berkarir di firma-firma arsitek dan institusi ternama dan berpengaruh. Salah satunya di Biro Office for Metropolitan Architecture (OMA) di Rotterdam," ujar Gemawang kepada Kompas.com, dalam surat elektroniknya, Senin (15/7/2013).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.