Terkait dengan dilanjutkannya pembangunan infrastruktur monorail Jakarta, sektor properti berpotensi semakin pesat pertumbuhannya.
Director Office Services Colliers International Bagus Adikusumo mengatakan, pembangunan Monorel Jakarta dapat menyebabkan perubahan fundamental. Perubahan tersebut terutama terjadi pada persebaran (distribusi) pembangunan properti.
"Distribusi kian merata. Tidak hanya berkumpul di satu titik pertumbuhan. Properti yang dilintasi atau dekat dengan monorail atau pun MRT lain, juga akan melonjak harganya," imbuh Bagus kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (8/7/2013).
Namun, sayangnya, Bagus enggan memperkirakan seberapa besar kenaikan harga yang disebabkan oleh pembangunan sarana transportasi umum di Jakarta tersebut. Ia hanya mengatakan efek pembangunan baru akan tampak pada 2016 atau 2017 mendatang.
"Dan yang terpenting masyarakat tidak harus berada di tengah kota. Karena pemerataan pengembangan properti akan mulai terjadi," imbuh Soeti.
Sebagai informasi, proyek Monorel Jakarta positif dilanjutkan kembali sejak mangkrak beberapa tahun silam. Perjanjian kerja sama konsorsium ditandatangani di Balaikota Jakarta, Sabtu (29/6/2013) akhir bulan lalu. PT Jakarta Monorail selaku pengembang Monorel Jakarta, melakukan penandatanganan perjanjian dengan tujuh mitranya.
Ketujuh mitra tersebut yakni Bangkok Mass Transportation System Plc, Thailand; Singapore Technology Electronics Ltd; SMRT International Pte Ltd, Singapore; PT Indosat Tbk; Changcung Railways Vehicles Co. Ltd; China Communications Contruction Co Ltd dan TUV Rhineland Group, Jerman.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan monorel dapat beroperasi pada 2016. Setahun kemudian, pembangunan proyek Monorel akan dilanjutkan dengan mass rapid transit (MRT).