Namun sayangnya, sampai saat ini, belum banyak rumah-rumah tahan gempa yang dibangun di Indonesia. Padahal negara ini memiliki banyak wilayah yang dilewati sesar aktif dan juga gempa daratan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, belum banyaknya rumah tahan gempa di Indonesia karena harganya mahal. Rumah tahan gempa memiliki penanganan khusus di bagian siku dan fondasi.
"Ini terkait ekonomi masyarakat. Rumah tahan gempa harganya lebih tinggi 30 persen ketimbang rumah biasa. Itulah sebabnya belum semua rumah di daerah rawan gempa dirancang tahan gempa," kata Sutopo, kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Namun begitu, lanjut Sutopo, banyak juga masyarakat yang tetap mempertahankan rumah-rumah dengan gaya tradisional yang terbukti lebih mampu menahan gempa. Rumah yang dibangun berbasis kearifan lokal selama ratusan tahun dapat bertahan dari goncangan gempa.
Gempa bumi Selasa lalu, berkekuatan 6,2 SR, terjadi di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Tercatat 24 korban meninggal dunia. BNPB memastikan, sebagian besar korban meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan. Adapun jumlah bangunan yang mengalami kerusakan yang terdata hingga saat ini berjumlah 300 rumah yang terdapat di dua kabupaten, yaitu Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.