Selain itu, kewajiban terhadap pewaralaba setiap bulan hanya 8% untuk royalty fee dan 3% biaya pemasaran. Sisanya merupakan biaya operasional yang akan menjadi beban sang mitra.
Tria mengatakan, tingkat hunian homestay Simply Homy rata-rata 15 hari hingga 16 hari per bulan. Dengan biaya sewa Rp 800.000 hingga Rp 1,6 juta per hari, per bulan omzet yang dia dapat bisa mencapai Rp 15 juta–Rp 16 juta.
"Daripada rumah Anda hanya dikontrakkan, tentu keuntungan akan lebih besar bila dibuat usaha homestay," kata Tria.
Sekadar perbandingan, sewa kontrakan di Yogyakarta saat ini rata-rata hanya Rp 20 juta per tahun. Belum lagi dengan membuka usaha homestay, bangunan secara otomatis akan lebih terawat ketimbang dikontrakkan.
Tria mengingatkan, sebelum menyetujui proposal mitra, Simply Homy akan melakukan wawancara terkait dengan kelayakan lokasi hunian dan sistem kerja sama yang ditawarkan.
"Kami harus memberi tahu mitra, bahwa keuntungan yang akan diperoleh saban bulan tidak akan sama karena semua bergantung pada tingkat okupansi," jelasnya.
Dengan mengikuti program waralaba homestay, mitra tidak perlu pusing menyiapkan segala perlengkapan usaha dan pengelolaannya.
"Jika Anda membuka homestay sendiri, tentu akan lebih repot persiapannya. Belum lagi Anda masih harus melakukan promosi dan mengelola sehari-hari sendiri," ujar Tria.
Akan tetapi dengan mengikuti sistem waralaba homestay Anda cukup menyediakan investasi dan akan menerima keuntungan setiap bulan.
Sistem mandiri