Reputasi Menentukan Kinerja Pengembang

Wangi

Pandangan lebih kurang sama datang dari Managing Director Grup Ciputra, Harun Hajadi. Ia menyatakan, reputasi dan kepercayaan tumbuh bersamaan dengan aneka proyek selesai dikerjakan. Kalau proyek dikerjakan dengan prima, pengembang juga akan menikmati nama yang sangat wangi.

Para pengembang kini menyadari, bahwa konsumen semakin lama semakin kritis. Mereka kian sadar akan hak mereka. Mereka enggan masuk ke pengembang asal-asalan. Mereka lebih suka pengembang yang secara konkret membuktikan komitmennya di lapangan.

Konsumen menyukai pula pengembang yang mampu "memacu" nilai rumah atau sentra bisnis yang dibangun. Contohnya, kalau harga rumah sekarang sebesar Rp 100 juta, tiga tahun lagi sudah mencapai Rp 250 juta. Nilai sebuah sentra bisnis atau pusat hunian akan naik tinggi kalau akses menjadi sangat terbuka, mudah dijangkau, tidak macet, dan tidak banjir.

Peran infrastruktur memang sangat besar. Salah satu aspek penting inilah yang banyak digunakan pengembang untuk melonjakkan nilai rumah di perumahan itu. Tingginya harga rumah ini otomatis membuat pengembang tersebut mempunyai reputasi yang tidak main-main. Ini sinyal bagus untuk terns berkembang dan berkreasi.

Memang, kita kerap kali lupa bahwa bisnis menyangkut seni. Pebisnis yang memiliki seni berbisnis dengan mudah menciptakan kreasi-kreasi mutakhir yang mengangkat namanya ke panggung bergengsi. (ABUN SANDA)