Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkakas Bambu Dipamerkan di Mal

Kompas.com - 16/10/2011, 03:16 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com--Sebanyak 75 buah benda berbahan dasar bambu (awi) koleksi museum dipamerkan di tengah mal Bandung Indah Plaza (BIP), Bandung, dalam "Awi Goes to Mall" Pameran Kriya Awi, Bandung.

Benda yang dipamerkan tersebut seluruhnya merupakan koleksi milik Museum Sri Baduga, ungkap staf Museum Sri Baduga yang bertindak sebagai pemandu dalam pameran ini, Iip Syarif Hidayat, Jumat.

"Pengunjung bisa melihat berbagai benda yang seluruhnya berbahan dasar bambu, mulai dari alat mata pencaharian hingga alat musik," kata Iip Syarif Hidayat.

Dalam pameran itu, benda-benda yang ditampilkan dibagi ke dalam beberapa unsur budaya, seperti sistem pengetahuan (pengobatan dan penanggalan), sistem mata pencaharian (perdagangan, perikanan, peternakan, pertanian), sistem peralatan hidup (alat rumah tangga, permainan), dan kesenian (suling, angklung, karinding).

"Indonesia, khususnya Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman bambu. Jadi, kehidupan masyarakat Jawa Barat pun sesungguhnya tidak bisa lepas dari unsur bambu dan budidayanya," kata Iip.

Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terdapat sekitar 1.500 jenis bambu di seluruh dunia. Indonesia memiliki 157 jenis tanaman bambu, 70 persen atau sekitar 95 jenis di antaranya tumbuh di wilayah Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, 70 jenis di antaranya merupakan jenis khas asli Indonesia dan tidak bisa ditemukan di negara lain.

"Sekitar 13 jenis tanaman bambu telah lama dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, terutama jenis bambu dari marga ’Gigantochloa’, Bambusa, dan ’Dendrocalamus’," katanya.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat, lanjut Iip, bambu memiliki peranan penting sebagai tanaman serbaguna karena sifatnya yang lentur atau mudah dibentuk, tahan lama, dan ringan.

Berdasarkan pemikiran tersebut pameran ini pun digelar, "agar masyarakat bisa lebih mengenal potensi yang dimiliki tanaman bambu, tahu manfaatnya, lebih peduli terhadap budidaya bambu, terlebih bisa sama-sama melestarikannya," kata Iip.

Seluruh koleksi dalam pameran yang digelar sejak 11 hingga 16 Oktober ini merupakan benda-benda asli yang dibuat langsung dari daerah asalnya.

"Waroge" misalnya, benda terbuat dari setengah ruas bambu yang diberi torehan ragam hias manusia ini berasal dari Kanekes Banten. Waroge biasa digunakan sebagai media tolak bala oleh masyarakat Baduy.

Ada pula "Token Bambu Cihoreni", yaitu token bambu yang pernah digunakan sebagai alat tukar syah pada masa Kolonial Belanda di lingkungan perkebunan Ciroheni, Sukabumi.

Menurut Iip, antusias dan apresiasi pengunjung tentang kehadiran pameran ini cukup tinggi. "Hampir setiap pengunjung mall yang melewati area pameran ini pasti tertarik dan langsung melihat-lihat, bahkan memotretnya. Ada juga yang bertanya untuk menggali informasi lebih lanjut," kata Iip.

Selain pameran benda koleksi museum, ada pula sejumlah workshop yang setiap harinya menghadirkan tema berbeda.

"Kemarin kami sudah menggelar workshop pembuatan angklung. Ada juga penampilan kesenian dari alat-alat musik yang terbuat dari angklung," kata Iip.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau