Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi, Pembangunan Ini Sesungguhnya untuk Siapa?

Kompas.com - 02/08/2011, 12:17 WIB

Sebagian warga harus menggali tanah hingga kedalaman rata-rata 12 meter atau lebih untuk bisa mendapatkan air cukup bersih meskipun tetap berwarna kekuningan. Untuk mobilitas, warga perumahan ini sebagian besar mengandalkan sepeda motor pribadi atau ojek. Angkutan umum seperti mikrolet dengan rute Legok-Cikokol, Kota Tangerang, tidak pasti 30 menit sekali melewati jalan di depan perumahan.

Jika Sofi cukup bahagia dengan rumahnya yang minim fasilitas, pasangan Nanang (25) dan Indri (21) harus puas tinggal di rumah petak.

"Ini paling dekat dengan tempat kerja saya dan suami. Sewanya juga murah, Rp 400.000 per bulan," kata Indri, penjaga toko.

Indri dan suaminya, seorang pekerja bengkel, tinggal di Gang Sate, Pondok Aren, Tangerang Selatan, sekitar satu kilometer dari Bintaro. Setiap harinya, mereka berboncengan sepeda motor menuju tempat kerja mereka di kawasan Ciledug, Kota Tangerang, yang berjarak sekitar lima kilometer.

Angkutan umum sebenarnya cukup banyak, tetapi harus jalan kaki atau naik ojek dulu menuju ujung gang di Jalan Wijaya Kusuma di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, atau di Jalan Ceger Raya, Tangerang Selatan. Dengan penghasilan berdua sekitar Rp 2,5 juta per bulan, Indri dan Nanang enteng saja mengontrak rumah petak.

Bertetangga dengan pasangan itu, ada empat rumah petak lagi yang dimiliki oleh Ny Emi, yang menurut Indri tinggal di Bintaro. Di sepanjang Gang Sate itu banyak sekali ditemukan rumah-rumah petak. Pada umumnya, para penghuni memilih menyewa rumah petak dengan alasan murah dan dekat tempat kerja.

"Air susah. Sudah tiga kali dalam setahun ini, penyewa mengumpulkan iuran untuk membetulkan pompa karena sering ngadat. Tidak tahunya, sumur sekarang sering kering, makanya pompa jadi panas, tetapi air enggak keluar," kata Indri.

Sebuah pintu dan jendela di bagian depan bangunan dan lubang-lubang angin di atasnya menjadi satu-satunya ventilasi udara di rumah petak dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi, dan dapur kecil itu. Saluran pembuangan dari dapur dan kamar mandi digunakan bersama-sama. Panas dan pengap begitu terasa di dalam rumah petak, apalagi ruangan yang kecil menyebabkan banyak barang terpaksa ditumpuk, baik di dalam maupun di luar rumah.

Tidak terjangkau

Indri mengaku selalu berharap bisa segera memiliki rumah sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com