Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ardi Joanda: Interior, "New Selling Point" Bagi Properti

Kompas.com - 29/04/2011, 06:38 WIB

Banyak furnitur yang didiskon untuk menarik pembeli. Bagaimana menurut Anda?
Ini tidak berlaku pada produk Medici sebab harga produk Medici makin lama makin mahal, sedangkan produk lain makin murah karena didiskon.

Kami ingin mengedukasi pasar. Karena umumnya konsumen di Indonesia masih terbiasa dengan iming-iming diskon walaupun sebenarnya tidak semua diskon itu murni diskon.

Bagaimana tren furnitur ke depan?
Tren furnitur bolak-balik dari modern kontemporer ke klasik, dan sebaliknya. Jadi tren tetap ada di dua kutub ini dan pecinta dua kutub ini selalu ada. Sama seperti fashion industry, ada lingkaran. Yang penting, berapa lingkaran itu kembali ke desain awal? Kalau di Indonesia, kita melihat perbedaannya, desain klasik akan lebih lama bertahan dibandingkan dengan desain modern minimalis yang waktunya lebih pendek. Hal ini terjadi karena kebiasaan orang Indonesia yang suka berbelanja.

Produk Medici ada modern maupun klasik. Spesialisasi Medici biasanya pada produk-produk Amerika. Kami membagi koleksi Medici jadi dua. Produknya on display, sehingga klien tidak keberatan walaupun terbatas, produk sama dengan orang lain. Juga produk yang customize. Klien dapat memilih produk-produk yang sesuai dengan keinginan persis, terutama program Me and My Sofa. Mereka bisa memilih kain sofa, model, dengan finishing sesuai keinginan yang pas dengan rumah mereka.

Kami sekarang juga bermain furnitur Eropa, yang kami namakan Euro Direct. Kami bekerja sama dengan beberapa perusahaan top di Italia. Saya sudah lebih dari sepuluh kali mengikuti pameran furnitur di Milan, Valencia, sampai kota-kota di Amerika.

Kami juga mencoba memulai bekerja sama dengan pemilik hotel dan lighting manufacturer untuk menata lampu hias di ballroom dan lobi. Furnitur didesain khusus sesuai dengan tema hotel tersebut. (Robert Adhi Kusumaputra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com