Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ardi Joanda: Interior, "New Selling Point" Bagi Properti

Kompas.com - 29/04/2011, 06:38 WIB

Memang ada orang membeli desain interior sesuai fungsinya. Tapi ada juga pemilik rumah, yang walaupun membeli mahal, untuk menunjukkan status finansial bahwa mereka orang mampu. Yang ingin dilakukan pengusaha furnitur sebagai salah satu produk interior adalah bagaimana pemilik rumah memahami pengetahuan tentang interior, mengerti keharmonisan dan fungsu interior.

Jadi orang tidak sekadar membeli furnitur untuk menunjukkan status, tapi menunjukkan bahwa dia memiliki pengetahuan luas tentang interior dan furnitur. Bagaimana dia memahami bagaimana membuat arsitektur rumah dan interior menjadi harmonis. Jadi produk interior bukan menjadi cost lagi, tapi merupakan investasi yang menaikkan nilai rumah.

Menurut Anda, apakah pemilik rumah di Indonesia sudah menghargai pentingnya produk interior?
Dari pengalaman menangani rumah selama ini, sebagian besar orang Indonesia tidak berpikir untuk spend money di struktur. Tidak berpikir mengeluarkan uang ekstra untuk ini, bahkan kadang mereka menyebutnya sebagai hal berlebihan.

Tapi pemilik rumah di Indonesia tidak keberatan untuk mengeluarkan uang ekstra untuk marmer. Di Indonesia, lantai marmer impor menjadi trademark rumah mewah. Bahkan orang Italia sendiri terkaget-kaget setelah tahu orang kaya Indonesia mencari marmer yang berukuran sampai 1 m x 1 m. Di luar negeri, marmer yang digunakan berukuran 60 cm x 60 cm.

Jika kita bandingkan dengan di Italia, orang Italia mengeluarkan biaya 60 persen untuk furnitur dapur (kitchen). Sedangkan di Indonesia, biaya untuk kitchen ditekan.

Yang ingin saya sampaikan kepada semua pemilik rumah bahwa kita ingin bersama-sama mengeskplor, menciptakan interior rumah mereka sesuai dengan status, dengan affordable. Saya ingin menekankan soal knowledge, pengetahuan tentang interior. Jadi mereka tidak akan malu, membeli barang bukan karena harganya mahal, tapi mengerti fungsi dan desainnya.

Memang banyak orang kaya di Indonesia belum mengerti. Karena itu, menurut saya, penting sekali hal ini dieksplor bersama-sama. Pemilik rumah perlu melihat ini bagian dari investasi.

Coba Anda bayangkan, setiap hari di dalam rumah, yang paling disentuh kan furnitur. Jadi furnitur adalah investasi yang baik di dalam rumah.

Satu poin lagi, knowledge tak hanya bicara soal desain, tapi juga mengenai teknologi, termasuk produk go green atau tidak. Sesuai slogan Medici, "Live Your Life Best", saya berharap furnitur bisa memberikan nilai lebih pada industri properti. Jika ada pilihan beli apartemen A atau B, orang akan pilih apartemen B karena interiornya diisi produk furnitur branded, misalnya Trump Home. Nilai jual properti itu akan tinggi. Ada plus, furniture by Laura Florence. Pengembang dengan mudah menjual properti ini. Harapan saya, di masa depan, orang beli properti bukan hanya karena pengembang atau lokasi, tapi juga furnitur dan interior yang dipilih.

Apakah pemilik rumah sudah mulai mengajak desainer interior untuk memperindah rumah?
Saya melihat, pemilik rumah mulai mengajak desainer interior memandu mereka mendapatkan produk yang benar. Walaupun begitu, keputusan akhir masih pada pemilik rumah. Karena interior sangat personal. Kalau mereka berpikir bahwa membeli furnitur sebagai investasi yang menaikkan nilai rumah, mereka akan memilih produk interior yang tepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com