Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trihatma: Rahasia Sukses APL Benahi Proyek Macet (2)

Kompas.com - 23/03/2011, 16:34 WIB

Orangtua saya mendidik kami dengan disiplin dan punya dedikasi pada anak-anak. Meski orangtua kami orang kaya dan berada, tapi hidup sangat sederhana. Saya sudah terbiasa hidup seperti itu. Anak-anak saya mengadopsi sikap hidup seperti itu. Dan saya bangga pada mereka berdua.

Bagaimana Anda mempersiapkan perusahaan ini agar tetap hidup 100 tahun, bahkan 1.000 tahun lagi?
Yang terutama adalah sumber daya manusia berkualitas, quality of people. Ini semua diharapkan oleh semua orang, termasuk mitra. Kalau semua pegang komitmen, semua menjalakan perusahaan ini secara profesional.

Kalau anak saya mampu masuk di Ring 1, silakan dia masuk. Tapi para profesional terus bekerja dalam perusahaan ini. Siapapun yang memimpin perusahaan ini, tak masalah, asal bisa berkembang secara profesional. Jadi tak ada sentimen keluarga. Kalau kapabel, silakan. Banyak investor juga mengharapkan anak saya meneruskan usaha ini.

Ketika saya ikut ayah saya mengelola usaha properti ini, saya 13 tahun belajar dahulu. Pada usia 30 tahun, saya merasa siap, saya ambil Indovica dan mengembangkan Agung Podomoro. Jadi pengalaman selama 13 tahun itu cukup lama. Mudah-mudahan anak sekarang bisa lebih cepat belajar.
Saya paham bahwa tidak selalu mudah mengajarkan anak-anak. Ini soal intuisi bisnis. Misalnya saya bawa anak-anak saya ke calon lokasi GreenBay yang awalnya sangat kumuh dan berupa rawa-rawa. Mereka tanya pada saya, 'papi, kok ambil tanah ini?'. Mata saya dengan mata mereka berbeda. Saya bilang, jangann lihat kondisi sekarang yang kumuh. Tapi bayangkan jika GreenBay sudah jadi.

Kondisinya sama dengan Podomoro City yang awalnya tanah kosong dan rawa. Tapi setelah Anda lihat, Podomoro City sekarang pasti sangat berbeda dengan tahun-tahun lalu.

Sekarang saya bangun Podomoro City segede gajah. Bangunannya seluas 600.000 meter persegi sampai 1 juta meter persegi. Untuk membangun superblok seluas itu, dibutuhkan panduan. Kalau nanggung, bisa gagal. Jadi saya bilang sama semua staf saya bahwa kita harus total football dan all out. Kita harus fokus, konsentrasi menyelesaikan proyek ini, dan punya manajemen yang solid. Kita harus bisa mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Dan nyatanya mimpi itu pelan-pelan terwujud.

Dari mana duit untuk membangun proyek-proyek ini, Pak Tri?
Duit dari mana? Kalau memang sudah punya niat untuk berhasil, saya yakin bisa. Jadi kuncinya, trust, kepercayaan. Dalam kondisi krisis global, Agung Podomoro Land tetap menyelesaikan proyek dan tidak menghentikannya.

Jadi aset-aset kami yang bisa dilepas, kami lepas. Janganlah ingin semua dipegang. Jadi kami lepas dua-tiga proyek, tapi dua proyek lain berjalan cepat. Jadi dalam kondisi sulit, krisis global, kami melepas tiga proyek lain, tapi mampu menyelesaikan dua proyek lain. Ini komitmen kami pada tenant, pada konsumen. Nama harus terjaga baik. Toh kalau punya uang, kami bisa beli lagi proyek-proyek yang dilepas itu. Namun cash tetap menjadi raja, bukan landbank yang luas. Jadi dari hasil penjualan proyek yang dilepas, kami dapat Rp 3,2 triliun. Kami bisa menyelesaikan proyek Podomoro City dan Kuningan City tepat waktu.

Kami beruntung memiliki sumber daya manusia berkualitas, quality of people yang bagus. Kami juga memiliki landbank yang bagus untuk proyek-proyek masa depan Agung Podomoro.

Saya masih punya mimpi besar, yang kalau diwujudkan, akan membuat Agung Podomoro Land makin menjadi raksasa properti di Indonesia. Kalau Anda tanya, di mana landbank Agung Podomoro? Saya tak perlu khawatir soal landbank. Jakarta masih luas. Apalagi Bodetabek. Masih banyak kantong yang bisa dibangun untuk proyek properti selanjutnya di The Greater Jakarta dan pantua Jawa. Setiap hari, banyak mitra yang menawarkan lahannya untuk dibangun oleh APL.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com