Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rudy Margono: Kondotel Lebih Prospektif

Kompas.com - 26/02/2011, 15:48 WIB

KUTA, KOMPAS.com — Presiden Direktur Grup Gapuraprima Rudy Margono memberi alasan mengapa Grup Gapuraprima kini melirik kondotel sebagai bisnis properti baru. “Kondotel lebih prospektif, modal lebih cepat kembali,” kata Rudy dalam percakapan dengan Properti.Kompas.com di sela-sela ground breaking kondotel The Sun Heritage, Kuta, Bali, Sabtu (26/2/2011).

Berikut ini percakapan Robert Adhi Kusumaputra dari Properti.Kompas.com dengan Rudy Margono, Presiden Direktur Grup Gapuraprima, dan juga putra pendiri Gapuraprima, Gunarso Margono, serta Ketua DPD REI DKI Jakarta.

Mengapa Grup Gapuraprima memutuskan memilih kondotel sebagai bisnis masa depan? Sebagai perusahaan pengembang yang sudah berdiri sejak tahun 1980 dan memiliki lebih dari 1.400 karyawan, Gapuraprima harus terus memperoleh pendapatan.

Kondotel ini modifikasi dari usaha kami. Dulu kami pengembang yang membeli tanah, membangun perumahan, dan menjualnya. Sekarang kami masuk ke industri hospitality, mengelola hotel. Harga tanah sekarang makin mahal, jadi perlu modifikasi dan transformasi usaha.

Tingkat pengembalian usaha mal tidak maksimal sehingga Gapuraprima memilih kondotel. Tingkat pengembalian modal shopping center secara investasi terlalu lama, bisa lebih dari 10 tahun, sedangkan kondotel bisa balik modal lima tahun; apalagi di Bali, bisa kurang dari lima tahun. Grup Gapuraprima saat ini memiliki mal Shopping Arcade di Bellezza Permata Hijau, Jakarta, dan Solo Paragon di Solo.

Dengan pemikiran itulah, saya sangat yakin dengan pilihan pada kondotel. Saat ini Grup Gapuraprima sudah membangun kondotel Solo Paragon, Bellezza Suites di Permata Hijau, Best Western di Serpong, Tangerang. Setelah itu kami membangun kondotel di Slipi dan Pondok Indah di Jakarta; Benoa, Jimbaran, dan Kuta di Bali.

Harga kondotel di Best Western di Serpong relatif lebih murah, antara Rp 200 juta dan Rp 300 juta per unit. Kami buka 100 unit kondotel di Serpong.

Kami juga segera membangun kondotel di Pondok Indah dengan harga minimal Rp 500 juta untuk tipe studio seluas 25m2.

Mengapa Anda yakin orang tertarik membeli kondotel? Kondotel menjadi hal milik dan diwariskan turun-temurun. Daripada deposito Rp 500 juta dimakan inflasi, investasi kondotel akan terus menghasilkan uang. Di Bali, investasi kondotel bisa lebih tinggi. Selain nilai tanahnya yang terus naik, juga tingkat hunian kondotel di Bali tetap tinggi karena tak ada low season di Bali, setiap hari high season.

Saat ini Gapuraprima juga masih membangun apartemen kelas menengah di Jakarta. Bagaimana perkembangannya saat ini?

Kami sudah membangun dua menara dari rencana tiga menara apartemen Kebagusan City di lahan seluas 3 hektar di Jakarta Selatan. Tahun ini, kami membangun menara ketiga. Saya optimistis apartemen tetap laris karena perbankan dan pemerintah optimistis, serta daya beli masyarakat meningkat. Harga apartemen di Kebagusan City sekitar Rp 200 juta untuk tipe studio ukuran 25 meter persegi pada tahun 2009. Sekarang harganya sudah naik 10 persen.

Gapuraprima juga membangun apartemen Belmont Kebon Jeruk di lahan seluas 2,3 hektar di Jakarta Barat. Dari rencana tiga menara, satu menara masih dalam proses pembangunan. Sampai akhir Februari 2011, sudah dibangun lantai keenam dari rencana 21 lantai dengan 500 unit setiap menara. Harga per unit untuk ukuran studio 23 m2 sekitar Rp 200 juta. Peminatnya banyak.

Kami juga membangun apartemen di GP Plaza di Slipi dengan harga Rp 300 jutaan untuk ukuran 25 m2. Di kawasan seluas 6.000 m2 ini, kami juga membangun gedung perkantoran dan kondotel yang dikelola Best Western. Apartemen GP Plaza akan topping off pada September 2011 dan Desember tahun ini sudah bisa digunakan.

Anda juga Ketua DPD REI DKI Jakarta. Apa harapan Anda terhadap pemerintah? Kami berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi mitra utama pihak swasta dalam membangun kota Jakarta. Pengusaha membayar pajak terbesar dan menciptakan lapangan kerja. Kami berharap proses perizinan tidak berbelit-belit sehingga merugikan investor.

Saya memuji Bali, di mana pemerintahnya sangat membantu investor. Proses perizinan sangat cepat keluar. Bali sungguh luar biasa. Saya cinta Bali. Dan saya kira pemerintah daerah di luar DKI Jakarta lebih akomodatif karena memiliki perizinan satu atap. Mereka punya deadline yang jelas sehingga pengurusan izin sangat cepat. Demikian pula Pemkot Tangerang punya layanan satu atap sehingga sangat membantu investor. (Robert Adhi Kusumaputra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com