Keempat, terkait keterlacakan dan akuntabilitas. Harus dicarikan solusi alternatif bagaimana membangun sebuah sistem yang mampu menyuguhkan data stok dan posisi bantuan secara ”real time” dan terhubung ke semua pemangku kepentingan yang terkait. FEMA USA, misalnya, telah memiliki Logistic Visibility Tools (LogVIZ) yang mampu menampilkan data secara cepat, akurat, transparan, dan terkoneksi secara baik.
Tidak kalah penting adalah kerja sama dan kolaborasi dengan sektor swasta seperti donatur, lembaga swadaya masyarakat, dan lain-lain. Sosialisasi perihal sistem logistik manajemen perlu digalakkan secara serius agar semua pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang seragam.
Sebagai bahan renungan, ada baiknya kita resapi pernyataan Senior Officer UNHCR John Tedflor, ”The most deadly killer in humanitarian emergency is not dehydration, measles, malnutrition or the weather… but it is bad a management.” (kompas.com, 1/9).
NURHADI Praktisi Logistic and Supply Chain Management, Alumnus ITS Surabaya, Meraih Certified Professional Logistician dari The Chartered Institute of Logistic and Transport, Singapore