Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Tol Jalan di Tempat

Kompas.com - 13/01/2010, 16:27 WIB

Lebih menyedihkan

Dibandingkan dengan India dan China, pembangunan tol di Indonesia lebih menyedihkan lagi. Dalam lima tahun hingga 2014, Indonesia hanya menargetkan 800 km jalan tol.

Kalau di India, pembangunan jalan tol dari Cawang hingga Cibinong bisa dibangun dalam sehari. Di Indonesia, butuh waktu sangat lama.

Investor jalan tol yang memenangi tender pada akhir 1990-an sering kali tidak mempunyai uang sehingga pembangunan proyek tol menjadi lamban.

Namun, pemerintah takut memutus kontrak jalan tol. Ironisnya, ketika pemerintah mengerjakan sendiri Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono dengan dana pembebasan lahan dari APBN, proyek itu juga tersendat-sendat.

Alasannya, anggaran dari APBN juga seret (Kompas, 20 Agustus 2009). Padahal, jika lahan tol itu dibebaskan dengan cepat, sudah ada investor dari Australia yang siap membangun konstruksinya.

Singkat kata, pemerintah memberikan teladan buruk dalam menyelesaikan proyek tol yang dibangunnya sendiri. Akses Tol Tanjung Priok, misalnya, juga lambat dibangun pemerintah.

Padahal, buruknya akses jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok dikeluhkan oleh banyak pihak sejak lama.

Seandainya Nath menjadi Menteri Pekerjaan Umum di Indonesia? Kemungkinan dia pun harus sibuk untuk melobi antarinstansi untuk menuntaskan regulasi pembebasan lahan.

Setelah itu, baru dia bisa road show ke luar negeri untuk menawarkan proyek jalan tol di Indonesia. Di India, para pejabat terbiasa naik mobil kuno Ambassador.

Berbeda dengan di Indonesia, para pejabat publik umumnya menggunakan mobil mewah sehingga tidak bisa merasakan kondisi jalan yang sesungguhnya.

Seandainya Pemerintah Indonesia bisa mengangkat menteri dengan kualifikasi seperti Nath, barangkali Jalan Tol Jakarta-Surabaya bisa dibangun hanya dalam waktu 2,5 bulan.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com