Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ardi Joanda: Belajar dari Keuletan Ibunda (1)

Kompas.com - 07/12/2009, 21:03 WIB

Ardi bersyukur karena kedua orangtuanya memiliki prinsip, anak-anak harus mengenyam pendidikan tinggi demi masa depan yang lebih baik. Untuk itulah kedua orangtua Ardi rela membanting tulang agar Ardi dan dua saudaranya dapat melanjutkan pendidikan tinggi.

Sejak duduk di SD Gembala Baik dan SMP Bruder di Pontianak, Ardi selalu menjadi murid terbaik. "Setelah lulus SMP, mami ingin saya melanjutkan SMA di Jakarta. Mami men-support saya agar bisa sekolah setinggi mungkin. Saya merasa orang yang penuh berkah. Ketika dalam kondisi kekurangan, Tuhan membantu melalui orang lain. Ketika masuk SMA St Yoseph Dwiwarna, Manggabesar, Jakarta Barat, dengan segala keterbatasan biaya, ada yang memberi dukungan kepada saya," katanya.

Ardi pindah ke Jakarta karena melihat banyak temannya melanjutkan SMA di Jakarta. Walaupun belum tahu akan tinggal di mana dan bersekolah di mana, ibunda Ardi memberi dukungan yang kuat kepada anaknya. 

"Akhirnya berkat bantuan mami, saya dapat sekolah di SMA St Yoseph. Ternyata saya generasi pertama karena sekolah itu baru dibuka. Kepala sekolah Lanny Arifin, Kepala SMA ini sangat demokratis, yang memberi kesempatan kepada para siswa membuat kreativitas. Suami kepala sekolah itu pedagang dan pengusaha. Bu Lanny berbeda dalam menerapkan pendidikan. Sebagian besar ide kegiatan berasal murid. Kami sangat akrab satu sama lain, dan tak ada kesenjangan," tuturnya.

Ardi mengaku sangat terkesan pada Kepala SMA Lanny Arifin. "Saya ditunjuk sebagai Ketua Panitia St Yoseph Cup, pertandingan olahraga yang diikuti 13 sekolah katolik di Jakarta. Padahal SMA St Yoseph Dwiwarna itu baru dua tahun berdiri," ungkapnya.

Di Jakarta, pada tahun pertama, Ardi tinggal bersama saudara jauh di Tanah Abang, tapi kemudian dia kos di Jalan Pangeran Jayakarta. Pada tahun kedua, Ardi diminta tinggal di rumah teman satu sekolah. "Orangtuanya meminta saya untuk menemani anaknya sekaligus mengajarinya. Saya tinggal di sana gratis. Saya merasa menjadi orang yang diberkahi. Dan tinggal di rumah orang, saya tahu diri. Saya harus ringan-tangan, membantu pekerjaan rumah. Saya makin memahami kehidupan sebenarnya," kata Ardi. (ROBERT ADHI KSP)

(Bersambung)
 
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com