Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Reog dan Lagu, Investor pun Jadi Incaran

Kompas.com - 02/05/2009, 12:42 WIB

Selain harganya sedikit lebih miring, orang Indonesia lebih suka rumah yang menjejak ke tanah alias landed houses. “Kalau di Singapura dan Australia, orang Indonesia membeli untuk tempat tinggal anak-anaknya yang sekolah di sana,” ujar Anton. Bentuk tawarannya pun kebanyakan apartemen.

Harga setera rumah di Pondok Indah
Tak ayal, kondisi ini pula yang membuat Emmy optimistis dagangannya akan laris manis. Lebih lagi, The Peak punya lokasi yang strategis, yakni berada di kawasan Bukit Prima Cheras. Lokasi ini dekat dengan Genting Island yang sudah tersohor sebagai tempat judi legal di Malaysia.

Berdiri di atas lahan seluas 24 hektar, harga tiap unit rumah di sana dibanderol sekitar Rp 4 miliar. Dari 20 unit yang ditawarkan, ada tiga tipe yang ditawarkan. Pertama, rumah dengan luas tanah 297 m² dan luas bangunan 406 m². Kedua, rumah dengan luas tanah 334 m² dan luas bangunan 429 m². Ketiga rumah dengan luas tanah 297 m² dan bangunan 335 m². Ketiganya merupakan bangunan tiga lantai yang menantang langit.

Selama tiga hari pameran yang berlangsung minggu lalu, sudah ada sepuluh peminat yang tertarik membelinya. “Kami optimistis dagangan akan ludes terserap pasar Indonesia,” imbuh Maria. Lebih lagi, ini adalah salah satu proyek terbesar yang digarap HR United, induk perusahaan Yuk Tung Development Bhd.

Tak hanya cocok sebagai tempat tinggal, kata Maria, The Peak juga cocok sebagai sarana investasi lantaran harga tanah di sana bisa melonjak sampai 15 persen per tahun.

Tak mau kalah, UEM Land Berhard yang mengembangkan Nusajaya East Ledang juga yakin bahwa banyak orang Indonesia yang berminat untuk membungkus hunian di Malaysia. “Ketimbang di Singapura, harga rumah di Malaysia jauh lebih murah,” ujar Zamry Ibrahim, General Manager Marketing & Sales UEM Land Berhad. Harga rumah di Singapura lebih mahal 10 kali ketimbang di Malaysia.

Sebagai kawasan baru di Johor Malaysia, Nusajaya mencuil area bekas perkebunan seluas 400 ha milik kerajaan Johor, Nilai investasi atas proyek ini berkisar Rp 6 triliun. Di sana akan dibangun 861 unit rumah hunian dan satu menara apartemen bernama Ujana Executive berkapasitas 173 unit.

Proyek rumah hunian ini dibangun bertahap. Tahap pertama pada April nanti. Pada tahap ini pengembang akan mendapat dukungan dana dari Pemerintah Malaysia untuk membangun 139 rumah. Jumlah ini terdiri dari 62 rumah tidak bertingkat dan 77 rumah bertingkat atau twin villas. “Targetnya bisa selesai pada 2010,” kata Zamry.

Tahap selanjutnya pembangunan 112 rumah tipe twin villas dan 28 resort bungalow dengan harga Rp 3,5 miliar untuk twin villas, sedang tipe resort bungalows dipatok minimal RM 2 juta atau sekitar Rp 6 miliar. “Harganya tidak jauh beda dengan rumah di kawasan Pondok Indah Jakarta,” kata Zamry.

Mahal? Mungkin, tetapi nyatanya banyak orang Indonesia telah membayar uang muka 10 persen, menyambut tawaran itu. (Adi Wikanto, Epung Saepudin, M. Fasabeni/KONTAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau