Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cubic House, Alternatif di Pusat Kota

Kompas.com - 10/04/2009, 21:58 WIB

Peran ini dimainkan dengan sangat baik sejalan dengan konsep awal Cubic House yang merupakan metamorfosis hutan.

Oleh sang arsitek, Piet Blom, secara konseptual tiap-tiap bangunan kubus dihadirkan sebagai sebuah ”pohon” abstrak. Pilar-pilar bangunan berperan sebagai batang pohon kokoh berbentuk segi enam yang menopang masing-masing kubus sekaligus berfungsi sebagai gudang dan sirkulasi vertikal berupa tangga menuju bangunan. Adapun bangunan utama (rumah), kubus, diibaratkan sebagai bagian teratas pohon yang berfungsi sebagai elemen peneduh yang terdiri dari batang, ranting, dan daun.

Dengan tiap bangunan berperan sebagai satu pohon, maka keseluruhan bangunan kubus pada kompleks permukiman ini hadir membentuk ”hutan” di tengah-tengah kota. Secara visual tentu saja kehadirannya sangat berbeda dengan hutan dalam arti sebenarnya, tetapi kompleks ini mencoba memainkan peran hutan dalam memberi keteduhan, melindungi dari terik matahari dan hujan, serta memberi kehidupan di dalamnya.

Interior rumah

Tiap-tiap kubus dirancang dapat memaksimalkan keterbatasan ruang dalam mengakomodasi kebutuhan fungsional, layaknya rumah umumnya. Untuk itu, tiap bangunan dibagi atas tiga lantai dengan bagian terbawah sebagai ruang tamu maupun ruang keluarga, bagian tengah atau lantai dua diisi ruang tidur, satu kamar mandi dan dapur, dan bagian teratas sebagai ruang tidur tambahan.

Walaupun terbagi atas tiga lantai, tiap kubus merupakan satu kesatuan rumah sehingga secara keseluruhan kompleks ini merupakan hunian horizontal. Jalur pedestrian yang melalui kompleks Cubic House semakin menghadirkan suasana layaknya permukiman horizontal. Interaksi sosial tetap tercipta, seolah keberadaannya yang melintas di atas jalan raya tidak berpengaruh sama sekali.

Dalam menyikapi keterbatasan ruang, akses dengan lingkungan luar dioptimalkan, baik sebagai akses visual dengan menghadirkan banyak bukaan transparan, maupun sebagai akses bagi tersedianya udara segar dan hangatnya cahaya matahari.

Ruang yang terbatas justru membentuk penghuninya dapat hidup efektif dan efisien, baik dalam menata ruang dalam, memilih (atau bahkan mendesain sendiri) perabotan yang sesuai, maupun menyusun skala perioritas dalam menentukan barang yang harus dimiliki.

Dalam konteks pola hidup, masyarakat yang menghuni kompleks permukiman seperti Cubic House tentu harus memiliki kesadaran hidup bermasyarakat yang tinggi dan kesadaran menjaga kebersihan dan keindahan kompleks permukiman. Cubic House, selain mampu menjawab kebutuhan kota, juga mampu berperan sebagai penanda kawasan dan menjadi obyek wisata.

Penulis : Parmonangan Manurung, Dosen Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com