Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan HB X Peduli Temuan Kerajaan Sriwijaya

Kompas.com - 03/03/2009, 00:42 WIB

Sultan juga berpendapat, Kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan erat dengan sejumlah kerajaan yang ada di Pulau Jawa.

"Saya yakin di daerah Besemah merupakan salah satu kawasan yang terdapat peninggalan purbakala. Belum saatnya apabila saya mengungkapkan dimana pusatnya (Kerajaan Sriwijaya, Red) saat ini," kata Sultan lagi.

Kenyataan itu terungkap pula sesuai pendapat pakar budaya dan arkeologi dalam pertemuan ilmiah sehari sebelumnya, Sabtu (28/2), di Pagaralam.

Menurut Sultan, harus ada penelitian  ilmiah lebih lanjut, dan melibatkan sejumlah tokoh spiritual yang diyakini mengetahui seluk-beluk Kerajaan Sriwijaya itu.

"Namun demikian, pertemuan ini dilakukan karena saya juga memiliki ikatan keluarga dengan orang Besemah. Asal usul orangtua saya berasal dari daerah Besemah," kata Sultan lagi.

Walikota Pagaralam, Drs H Djazuli Kuris MM, didampingi Ketua DPRD Pagaralam, H Piterman Maulana SE mengatakan, kedatangan Sultan HB X yang juga Gubernur Yogyakarta selain ingin menemui tokoh spiritual, juga merupakan silaturahmi dengan masyarakat Besemah.

Dalam pertemuan dengan sejumlah juru kunci Kerajaan Sriwijaya dan juru kunci Bukit Barisan sebagai tindak lanjut dari pelaksaan semina, Sultan berjanji akan melakukan pertemuan lagi di Bintuhan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, ujar Djazuli.

Menurut Djazuli, melalui pembahasan termasuk pertemuan para Raja Nusantara dan pertemuan Sultan dengan juru kunci ini, diharapkan dapat mengungkap posisi pusat Kerajaan Sriwijaya.

Meskipun sudah banyak dilakukan penelitian, namun masih terjadi simpangsiur tentang keberadaan pusat Kerajaan Sriwijaya tersebut.

"Tentunya di wilayah Besemah cukup banyak bukti dan dari sejumlah hasil penelitin pakar sejarah juga mengungkapkan jika di tanah Besemah ini kaya akan peninggalan megalitik atau benda bersejarah, yang juga menjadi bukti kejayaan masa lalu. Apalagi sebelumnya sudah ada penelitian jika peradaban megalitik tersebut baru berkembang di wilayah Sumatera  termasuk Pulau Jawa yang berasal dari Bumi Besemah," ujar Djazuli lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com