Waskita mengharapkan, potensi perolehan kontrak tersebut didapat dari proyek-proyek infrastruktur di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono mengatakan, semua potensi tersebut adalah hasil pemetaan dari Overseas Division Waskita dan sudah mulai dijajaki.
“Kami yakin dengan kemampuan Waskita untuk ekspansi ke pasar luar negeri karena sudah punya pengalaman sebelumnya dan Waskita sudah dapat support fasilitas modal kerja dari perbankan untuk mengeksekusi proyek di luar negeri," tutur Destiawan dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/10/2020).
Oleh karena itu, Waskita tetap optimistis dapat meningkatkan kinerja dan kemampuan keuangan perusahaan dalam jangka panjang terutama setelah pandemi Covid-19 berakhir.
Ekspansi ke luar negeri merupakan bagian dari strategi yang tengah diterapkan oleh Perseroan yaitu fokus pada pasar eksternal dan pengembangan bisnis yang seimbang, melepas ruas tol yang telah beroperasi, akselerasi penyelesaian ruas tol investasi, dan meningkatkan kemampuan likuiditas.
Destiawan mengatakan, Waskita akan gencar menangkap potensi pasar konstruksi konvensional baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Di pasar dalam negeri, Waskita fokus pada jenis proyek yang menjadi kompetensi inti dan keunggulan dari Waskita yaitu proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, jalur kereta api, pelabuhan, serta bandar udara dan juga proyek infrastruktur pengairan seperti Bendungan, Irigasi, dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Selain itu, Perseroan akan melakukan penataan kembali proyek-proyek investasi yang dimiliki oleh Waskita.
Lima tahun terakhir Waskita sangat fokus pada investasi jalan tol yang memerlukan modal besar dan bersifat jangka panjang.
Ke depan, Waskita akan membuat portfolio proyek pengembangan bisnis yang lebih seimbang antara jangka pendek, menengah, serta jangka panjang dengan proyek yang lebih bervariasi, bukan hanya jalan tol.
"Saat ini, kami sudah memetakan potensi proyek pengembangan bisnis dengan nilai setidaknya Rp 70 triliun untuk tiga hingga lima tahun ke depan," imbuh Destiawan.
Dalam rangka penataan kembali proyek investasi, tahun ini Waskita juga menargetkan untuk melepas kepemilikan pada beberapa jalan tol.
Ruas tersebut adalah Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), serta beberapa ruas tol yang termasuk ke dalam jaringan Tol Trans-Jawa dan Tol Trans-Sumatera.
Seperti diketahui bahwa 30 persen saham PT Waskita Toll Road (WTR) pada ruas Becakayu akan dilepas melalui skema instrumen Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) kepada investor.
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) antara WTR dan Investor telah ditandatangani pada 31 Agustus 2020 lalu.
Apabila seluruh target pelepasan jalan tol tahun 2020 dapat terlaksana maka Waskita akan dapat mengurangi hutang hingga Rp 19 triliun-Rp 20 triliun.
Ruas yang ditawarkan kepada investor merupakan ruas yang telah beroperasi secara penuh maupun parsial.
Hal ini disebabkan ruas yang telah beroperasi tidak memiliki risiko pengadaan lahan ataupun risiko konstruksi, selain itu realisasi lalu lintas pun sudah dapat terlihat.
Faktor tersebut yang membuat manajemen Waskita menargetkan untuk dapat segera menyelesaikan seluruh ruas tol investasi dibawah WTR.
Saat ini, WTR memiliki 16 ruas tol yang lima ruas di antaranya telah beroperasi secara penuh dan lima ruas beroperasi sebagian, sementara enam ruas sisanya dalam proses konstruksi.
Pada Kuartal IV-2020, Waskita menargetkan tambahan tiga ruas yang akan beroperasi yaitu Tol Cimanggis-Cibitung seksi 1, Tol Cibitung-Cilincing seksi 1, dan Tol Krian-Legundi-Bunder seksi 1-3.
Selain program ekspansi pasar dan divestasi, Waskita juga fokus untuk melakukan penguatan likuiditas. Hingga 30 September 2020, Waskita memperoleh Rp 17,4 triliun dari pembayaran proyek dan pengembalian dana talangan tanah dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Pencapaian tersebut merupakan 67 persen dari total target yang dicanangkan Waskita pada tahun ini.
https://properti.kompas.com/read/2020/10/28/105500221/ekspansi-ke-luar-negeri-waskita-incar-kontrak-rp-71-triliun