SBK merupakan instrumen pasar uang untuk korporasi non-bank berbentuk surat sanggup (promissory note) berjangka waktu hingga satu tahun yang terdaftar di Bank Indonesia (BI).
Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan, hasil penerbitan dari SBK ini akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal, serta kebutuhan perusahaan lainnya.
Sebelumnya, target perolehan dana Jasa Marga dari SBK senilai Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.
"SBK dipilih karena dapat menjaga cashflow (arus kas) jangka pendek mengingat pembayaran bunga SBK dilakukan secara discounted sebesar 6,8 persen,” jelas Adri dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (14/10/2020).
SBK I Jasa Marga Tahun 2020 memiliki tingkat suku bunga yang sangat kompetitif mengingat dasar suku bunga yang digunakan adalah Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR)+ (85-160 bps).
Saat ini, JIBOR terbilang cukup rendah yaitu sebesar 4,7 persen per tahun.
SBK jatuh tempo selama 12 bulan ini telah mendapatkan peringkat idA1+ atau A satu plus dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Selain itu, Adri menambahkan, SBK juga dapat digunakan sebagai bridging financing (jembatan pembiayan) sebelum perusahaan mendapatkan pendanaan jangka panjang.
Sebagai contoh, menerbitkan obligasi atau instrumen pasar modal lainnya.
“Tentu saja ke depan, kami tetap membuka peluang untuk menerbitkan produk lain dari pasar modal ataupun pasar uang sebagai alternatif sumber pendanaan untuk perusahaan," jelas Adri.
Dengan adanya alternatif-alternatif pendanaan ini, Jasa Marga secara umum juga turut menambah basis investor yang terlibat dalam pembangunan jalan tol di Indonesia.
Pada September, Jasa Marga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed dalam aksi penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Jasa Marga Tahap I Tahun senilai Rp 2 triliun.
Permintaan yang masuk untuk Obligasi Berkelanjutan II tersebut mencapai angka Rp 2,7 triliun atau melebihi nilai yang ditawarkan yakni, Rp 2 triliun.
Jasa Marga menggunakan dana hasil penerbitan obligasi tersebut untuk modal kerja, pemeliharaan jalan tol, peningkatan fasilitas, serta sarana penunjang jalan tol lainnya.
Perlu diketahui, Jasa Marga juga telah menerbitkan tiga alternatif pendanaan yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi, Project Bond JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami), serta Global IDR Bond (Komodo Bond).
Ketiga skema tersebut mendapat apresiasi dari publik yang dibuktikan dengan Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi mengalami kelebihan permintaan lebih dari dua kali dan Komodo Bond sebanyak lebih dari tiga kali.
https://properti.kompas.com/read/2020/10/14/135027121/jasa-marga-terbitkan-surat-berharga-komersial-rp-566-miliar