Bailey, merupakan tipe jembatan rangka baja ringan berkualitas tinggi namun dapat dipindahkan (movable).
Struktur jembatan tersebut sangat cocok untuk pembangunan di pelosok daerah yang sulit terjangkau dan rawan bencana alam karena prosesnya relatif cepat serta minim alat berat.
Meski bersifat sementara, keamanan jembatan bailey telah teruji sejak Perang Dunia ke-II untuk mengatasi kondisi darurat.
Mobilisasi rangka jembatan sepanjang 60 meter dan lebar 4 meter ini dimulai pada tanggal
27 Juli 2020 dari Gudang Jembatan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
Sementara Pemerintah Daerah (Pemda) Luwu Utara menargetkan jembatan sudah dapat tersambung pada saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yakni, 17 Agustus 2020.
Project Manager Hutama Karya Rifky Alfrianto mengungkapkan, dengan adanya target tersebut, pihaknya harus mengebut proses pembangunan jembatan yang dimulai pada 2 Agustus 2020.
Oleh karena itu, pembangunan jembatan dilakukan mulai pukul 08.00 hingga 24.00 WITA setiap harinya.
“Sambil menunggu jembatan sampai, kami bangun dulu jalan akses dan bronjong atau pondasi jembatan setinggi 4 meter,” terang Rifky dalam siaran pers, Jumat (2/10/2020).
Selama proses tersebut, ia beserta tim juga mengaku mengalami beberapa kendala, salah satunya kondisi medan dan cuaca yang kurang mendukung.
Akibat terjangan banjir, jalan akses sebelumnya sudah tidak memungkinkan untuk dibangun jembatan lagi sehingga harus dibuat jalan akses baru yang bergeser 150 meter dari titik sebelumnya.
Selain itu, progres pekerjaan juga sangat bergantung pada curah hujan dan arus Sungai Masamba.
Meski mengalami berbagai kendala, pembagunan jembatan yang menjadi bagian dari program
Tanggap Darurat Bencana Kementerian PUPR tersebut berhasil tuntas pada 18 Agustus 2020 atau dalam waktu 16 hari kalender.
Jembatan ini telah diresmikan secara langsung oleh Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani pada 21 Agustus 2020 dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk beraktifitas.
Dengan tonase kendaraan maksimal 10 ton dan tinggi kendaraan maksimal 4,2 meter, jembatan bailey di Desa Baloli menjadi satu-satunya akses bagi kendaraan roda empat yang
menghubungkan lima desa yakni Desa Maipi, Sumillin, Masamba, Lantang Tallang dan
Pincara.
“Kami berharap Jembatan Bailey yang kami bangun ini dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik oleh warga sekitar," pungkas Rifky.
https://properti.kompas.com/read/2020/10/02/200000821/hutama-karya-rampungkan-konstruksi-jembatan-bailey-di-luwu-utara