Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjanjian Pengusahaan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo Resmi Diteken

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit, Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Muhammad Wahid Sutopo dan Direktur Utama Konsorsium PT Jogjasolo Marga Makmur Adrian Priohutomo.

Proses penandatanganan disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi bagian dari rencana jangka pendek yang akan dikerjakan hingga akhir Tahun 2020.

"Oleh karena itu, kami menyiapkan sejumlah strategi untuk percepatan," kata Basuki menjawab Kompas.com.

Strategi percepatan tersebut termasuk dalam hal konstruksi fisik yang akan dimulai pada Oktober 2020 yang dilakukan secara paralel bersamaan dengan pembebasan lahan.

Khusus pembebasan lahan, lanjut Basuki, akan ditambah sebuah tim khusus yang akan berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk penanganan dana talangannya.

Tim ini bekerja berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum, bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.

"Jadi, pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo ini sangat ditunggu masyarakat. Jika ini selesai, Yogyakarta, Solo, dan Semarang akan saling terkoneksi, terutama ke kawasan-kawasan wisata di sekitarnya," papar Basuki.

Hal senada dikatakan Direktur Utama PT Jogjasolo Marga Makmur Adrian Priohutomo. Menurutnya, selain menambah tim khusus untuk mempercepat pembebasan tanah, konsorsium juga akan menerapkan strategi pendekatan persuasif.

"Kami menghindari konsinyasi. Untuk itu kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) yang wilayahnya dilintasi jalan tol ini. Pendekatan persuasif dilakukan supaya pemda-pemda ini mendukung," kata Adrian.

Sementara dari segi pendanaan, Adrian meyakini tidak ada kendala karena didukung oleh PT PII dan sejumlah perbankan Nasional.

Sebagaimana dikatakan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, bahwa saat ini likuiditas perbankan Nasional tengah berlebih.

"Kami menyambut baik dimulainya pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo. Hal ini berarti akan menumbuhkan sektor pembiayaan," ujar Wimboh.

Dengan demikian, seluruh unsur dan sektor akan bergerak mulai dari produksi material bangunan, jasa konstruksi, dan tenaga kerja yang membutuhkan pembiayaan.

"Perbankan sedang mencari investasi, dan jalan tol adalah investasi bagus dan menarik," imbuh dia.

Kurangi defisit pertumbuhan ekonomi

Oleh karena itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis, pembangunan jalan tol akan semakin mempersempit defisit pertumbuhan ekonomi menjadi sekitar minus 0,5 persen atau plus 0,5 persen dari sebelumnya minus 3,5 persen.

"Ini pencapaian yang sangat baik. Saya berharap ini dipahami semua orang dan kita semua kompak mengenai infrastruktur ini. Nah, inilah indonesia ini jadi kita mengucap syukur Presiden (Jokowi) berani ambil keputusan," ucap Luhut.

Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo dirancang sepanjang 96,57 kilometer, melintasi dua provinsi Jawa Tengah sepanjang 35,64 kilometer, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. sepanjang 60,93 kilometer.

Dalam desainnya, terdapat sembilan simpang susun (interchange) dan satu persimpangan (junction) Sleman.

Kesembilan Simpang Susun (SS) tersebut adalah SS Kartosuro, SS Karanganom, SS Klaten, SS Prambanan dan Manisrenggo, SS Purwomartani, SS Gamping, SS Sentolo, SS Wates, dan SS NYIA.

Pembangunan fisiknya dibagi ke dalam tiga seksi yakni, Seksi I Kartosuro-Purwomartani sepanjang 42,37 kilometer, Seksi II Purwomartani-Gamping sepanjang 23,42 kilometer, dan Seksi III Gamping-Purworejo 30,77 kilometer.

Di antara panjang jalan tol ini, terdapat struktur layang atau elevated di atas Ring Road Utara Yogyakarta sepanjang 11,9 kilometer, dan di atas Selokan Mataram.

Adapun masa konsesi yang dimiliki Konsorsium PT Jogjasolo Marga Makmur selama 40 tahun.

Konsorsium ini terdiri dari PT Daya Mulia Turangga-PT Gama Group dengan kepemilikan sebesar 51 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. sebesar 25 persen dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 24 persen.

Pekerjaan jalan tol dengan total nilai investasi Rp 26.6 triliun, ini ditargetkan tuntas paling lambat pada 2023 dan beroperasi penuh pada 2024.

https://properti.kompas.com/read/2020/09/09/172239921/perjanjian-pengusahaan-tol-solo-yogyakarta-kulonprogo-resmi-diteken

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke