Di antaranya dengan menawarkan subsidi uang muka atau down payment (DP), uang tanda jadi atau booking fee, dan biaya provisi KPR.
Strategi ini diterapkan untuk memperbaiki kinerja penjualan yang mengalami penurunan selama masa Pandemi Covid-19.
Seperti diakui Direktur Triyasa Propertindo Andrie Gotama. Dia tak memungkiri pandemi telah mengganggu seluruh bisnis, termasuk properti.
Namun demikian Andrie optimistis dengan strategi tersebut, Triyasa dapat menangguk penjualan, terutama untuk proyek Samira Regency di Kota Bekasi, sesuai target.
"Hal ini tentunya harus didukung oleh bank mitra kami untuk pembiayaan KPR," ujar Andrie dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Minggu (28/6/2020).
Adapun subsidi yang diberikan Triyasa untuk konsumen Samira Regency berupa uang tanda jadi Rp 5 juta, DP Rp 5 juta, dan pengembalian tunai biaya KPR 4 persen.
Jika antusiasme masyarakat tinggi, program subsidi ini akan dilanjutkan hingga Bulan Juli mendatang.
Triyasa berharap dapat meraup penjualan Rp 20 miliar dari penjualan Samira Regency melalui program subsidi ini.
Samira Regency sendiri dirancang seluas 2,1 hektar, terdiri dari beragam tipe rumah.
Mulai dari Amethyst (30/60) dengan harga Rp 500 jutaan, Citrine (45/72) dengan harga Rp 600 jutaan dan Emerald (55/72) yang ditawarkan sekitar Rp 700 jutaan.
Untuk Fase 1 tipe Emerald dan 20 unit Ruko sudah terserap habis, sehingga tersisa tipe Amethyst dan tipe Citrine.
Atau dengan kata lain, secara total sudah terjual 60 persen dari keseluruhan 159 unit hunian.
Triyasa akan mengembangkan Samira Regency secara opsional dengan menambahkan mezzanine untuk tipe Amethyst (30/60) dan tipe Citrine (45/72) yang dapat digunakan sebagai ruang serbaguna.
https://properti.kompas.com/read/2020/06/28/184108121/tawarkan-subsidi-dp-triyasa-incar-rp-20-miliar-dari-samira-regency