Dengan demikian, pasien terkonfirnasi positif Covid-19 yang sekarang dirawat di rumah sakit bisa dipindahkan ke fasilitas ini.
Bupati Lamongan Fadeli mengatakan hal itu saat seremoni peresmian yang dihadiri Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo dan Kepala BNPB yang juga menjabat sebagai Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Fadeli mengharapkan, angka penularan Covid-19 melalui transmisi lokal di rumah sakit akan menurun dan angka kesembuhan makin meningkat.
Kendati hingga hari ini tingkat kesembuhan tercatat 68 orang dari 175 kasus positif di Lamongan, namun keberadaan fasilitas observasi dan isolasi ini sangat ditunggu.
Pasalnya, masih ada beberapa pasien positif lain yang masih membutuhkan perawatan intensif.
"Beroperasinya fasilitas isolasi/observasi ini sebagai upaya untuk memutus rantai penularan, dan menaikkan tingkat kesembuhan pasien," ucap Fadeli.
Pembangunan fasilitas observasi dan isolasi ini atas permintaan Bupati Lamongan, yang disetujui oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Hal ini karena Lamongan diketahui merupakan salah satu kota/kabupaten di Jawa Timur dengan angka penularan Covid-19 tertinggi.
Di sisi lain, Lamongan belum memiliki rumah sakit standar untuk penanganan para pasien terpapar.
Sementara itu Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo mengatakan, pembangunan fasilitas ini dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Lamongan.
"Daerah ini memiliki nilai strategis, jadi kehadiran fasilitas ini akan memberikan manfaat besar, yaitu sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap kebutuhan penanganan penyakit yang terdampak Covid-19," kata Jhon.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BNPB Doni Monardo mengapresiasi kesigapan Kementerian PUPR dalam menindaklanjuti usulan Bupati Lamongan.
"Hanya dalam waktu lima minggu bangunan ini bisa berdiri dari posisi nol sampai sekarang, menjadi bangunan yang sangat modern," kata Doni.
Fasilitas observasi dan isolasi ini dibangun di atas lahan seluas 6.070 meter persegi, memiliki 82 tempat tidur yang terbagi atas 75 tempat tidur observasi dan 7 tempat tidur isolasi.
Dengan pembangunan fasilitas ruang observasi dan isolasi dibuat per blok.
Rinciannya, bangunan screening terdiri dari ruang petugas administrasi dan farmasi, laboratorium, serta x-ray.
Kemudian bangunan karantina 1 terdiri dari 25 tempat tidur observasi, ruang tindakan, ruang dokter, dan mobile x-ray.
Bangunan karantina 2 terdiri dari 50 tempat tidur observasi, ruang tindakan, dan ruang dokter.
Sementara untuk bangunan isolasi, terdiri dari tujuh tempat tidur, ruang dokter, dan perawat.
Adapun bangunan satelit terdiri dari ruang sterilisasi, gizi, laundry, alat medis kotor dan farmasi.
Kementerian PUPR juga membangun powerhouse untuk ruang pompa dan ground water tank, ruang jenazah, tempat sampah, penataan landscape, parkir umum dan dokter, serta pagar keliling.
Selain di Kabupaten Lamongan, pemerintah juga membangun RS Akademik UGM Yogyakarta dan juga RS Darurat di Biak Numfor, Papua.
https://properti.kompas.com/read/2020/06/18/213629221/fasilitas-isolasi-lamongan-terima-pasien-covid-19-dari-rumah-sakit