JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya residensial yang terdampak Pandemi Covid-19, pasar kawasan industri (KI) pun mengalami perlambatan.
Meski demikian, perlambatan tersebut diprediksi tak akan berlangsung lama. Bahkan, KI akan segera bangkit paling lambat satu tahun ke depan.
Senior dan Direktur Leads Property Darsono Tan mengatakan hal tersebut saat konferensi pers daring, Rabu (13/5/2020).
Menurut Darsono, saat ini pasar KI memang terkoreksi, dan sangat penuh tantangan, tetapi akan pulih kembail pada Maret 2021.
Hal ini menyusul masih banyaknya minat investor baik domestik maupun asing yang berminat investasi dan mencari lahan KI di Indonesia.
"Bahkan pada saat saat seperti ini kemarin masih ada investor yang mencari lahan untuk kawasan indsutri di wilayah Kalimantan. Mereka membutuhkan 10 hektar," ungkap Darsono.
Keputusan investasi tersebut menurut Darsono telah dipertimbangkan sejak tiga tahun hingga lima tahun sebelumnya.
Sementara investor yang telah menanamkan modalnya, tetap akan melanjutkan pembangunan pada Juni mendatang.
"Meskipun ada covid-19 mereka tetap melanjutkan ekspansinya. Karena investasi di KI bukanlah investasi yang terbilang murah," imbuh dia.
Darsono mencontohkan investor asing yang telah membeli lahan 10 hektar di KI Jababeka dengan harga Rp 4 juta per meter persegi.
Ini artinya, mereka telah merogoh kocek Rp 400 miliar hanya untuk pembelian lahan. Belum lagi peralatan produksi, sumber daya manusia (SDM), dan ongkos operasional.
Meskipun kebangkitan KI tak lama lagi, General Manager Industri sales dan marketing Jababeka Rudy Subrata tak seluruh pemainnya mampu bertahan.
Dia kemudian menjelaskan tiga kategori industri yang harus diperhatikan pemain KI dalam menghadapi Pandemi Covid-19 ini.
Pertama adalah industri yang memilih untuk menutup pabrik atau postpone sebanyak 20 persen hingga 30 persen.
Biasanya tindakan menutup pabrik ini dilakukan bersamaan pemangaksan gaji karyawan, pemutusan hubungan kerja (PHK), pengurangan produksi, hingga pemberhentian operasi industri.
Kedua, tipe industri yang memilih untuk bertransformasi agar tetap eksis di tengah pandemi.
Beberapa industri yang masuk dalam kategori ini biasanya mengubah produksi barang sesuai kebutuhan.
Seperti salah satu industri lampu LED yang saat ini mulai memproduksi ranjang untuk rumah sakit, memproduksi rapid test, PCR dan kebutuhan untuk penanganan Covid-19 lainnya.
Ketiga adalah industri yang tidak sama sekali terpengaruh bahkan mengalami peningkatan pemasukan seperti industri Consumers Good dan kesehatan, mereka malah mengalami peningkatan.
Seperti industri masker yang saat ini juga mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku, dan industri kesehatan yang memproduksi vitamin C.
"Namun secara umum hanya 5 persen hingga 20 persen dari total 100 persen industri yang mengalami kebangkitan karena krisis ini," terang Rudy.
https://properti.kompas.com/read/2020/05/13/193000021/meski-pasar-terkoreksi-investor-asing-gerilya-lahan-10-hektar-di-kalimantan